Lihat ke Halaman Asli

Budi Susilo

TERVERIFIKASI

Bukan Guru

Ini Beberapa Catatan untuk Mengelola Food Court

Diperbarui: 26 September 2022   01:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana food court yang masih sepi (dokumen pribadi)

Matahari telanjang. Sinarnya menemani perjalanan pulang. Panas membawa kaki melangkah ke pusat jajanan sebelum tiba di rumah.

Food court yang buka seminggu lalu, dari hari Senin sampai Sabtu pukul 11.00 -- 20.0O WIB, tampak sepi. Tempat jajanan menempati area cukup luas dalam perkantoran balai penelitian milik Kementerian Pertanian.

Tujuan mampir ke sana selain membeli minuman segar juga mencari makanan untuk dibawa pulang.

Ada sekitar 20 konter dengan beragam barang jualan. Dari kopi, air mineral, mi instan, masakan Padang, gudeg beserta teman-temannya, angkringan, soto, sate, bakso, mi ayam, dan jajanan populer lainnya.

Saya langsung menuju kios penjual es jus. Memesan segelas besar berisi aneka potongan buah dan pecahan es. Segar...!

Juga memesan dua porsi sauto (soto khas Tegal) memakai lontong untuk disantap di rumah.

Penjual dan pengunjung masih sedikit, padahal waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua belas. Belum banyak kios buka. Baru ada dua pengunjung yang lebih dulu datang, sehingga food court tampak sepi dengan sitting capacity lebih dari 50 orang.

Selama menghabiskan minuman, selintas saya mengamati atmosfernya. Dari itu, berikut adalah beberapa catatan mengenai pengelolaan food court baru tersebut, sebagai berikut:

Informasi

Kelemahan terbesar yang terlihat, tidak ada penanda yang menunjukkan bahwa itu tempat jajanan. Papan bertuliskan aneka makanan minuman diletakkan terlalu dalam.

Pandangan dari food court ke jalan utama (dokumen pribadi)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline