Lihat ke Halaman Asli

Budi Susilo

TERVERIFIKASI

Bukan Guru

Soto Rempah yang Enak dengan Harga Murah

Diperbarui: 21 Juni 2021   12:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto semangkuk soto rempah Bu Nelly (dokumen pribadi)

Beberapa waktu lalu ketika menuju Toko Tani, terlihat di halaman parkir sebuah gerobak penjual soto. Aroma cukup menggoda menguar dari kuah yang sepertinya bersantan. 

Ah, tetapi belakangan saya berusaha mengurangi makanan berbumbu perasan kelapa parut. Lagi pula dulu saya sudah terlalu sering mengonsumsi soto santan. Jadilah saya urungkan niat untuk mampir.

Namun kedatangan berikutnya membuat saya penasaran dengan aroma kuah yang merangsang rasa lapar. Usai mengunjungi pusat perbelanjaan yang menyediakan daging, ayam, ikan, sayur-mayur, makanan kering, dan bumbu-bumbu itu saya pun mampir ke gerobak soto.

Foto gerobak Soto rempah Bu Nelly (dokumen pribadi)

Ternyata tidak bersantan! Penampilan kuah kekuningan cenderung pekat tercipta dari berbagai rempah yang melepaskan aroma menggoda.

Saya memesan seporsi soto rempah dengan setengah piring nasi putih. Tersedia dua pilihan isian, daging sapi atau ayam. Bisa juga dicampur, bagi yang suka. Kali ini saya memilih daging ayam. Berikutnya ingin menjajal isian daging sapi.

Foto telur, seledri, daun bawang, dll (dokumen pribadi)

Pemilik gerai, Pak Alex meracik tauge (kecambah), rajangan kol (kubis), soun, telur rebus, irisan seledri dan bawang daun, tomat, serta jeruk limau pada mangkuk. Tidak lupa, pria itu menaburkan suwiran dada daging ayam goreng, emping melinjo, dan bawang goreng. Terakhir, ia mengguyurkan kuah ke atas racikan.

Oh ya, waktu tutup panci dibuka, tersebar wangi rempah-rempah yang sangat kuat. Berbeda aroma dengan soto-soto yang pernah saya coba sebelumnya.

Foto panci kuah soto rempah Bu Nelly (dokumen pribadi)

Aha! Tambah penasaran, seperti apa rasanya? Apakah selezat harumnya?

Kuahnya kekuningan tidak sebening soto Madura, tapi agak keruh mirip kuah soto Lamongan atau Ambengan, Surabaya (rujukan berdasarkan soto di gerai Jalan Wolter Monginsidi dan Setiabudi, Jakarta).

Berbeda tampilan dengan soto santan Bogor, juga soto Betawi yang menggunakan susu. Jangan dibandingkan dengan Coto Makassar bercita-rasa khas. Jangan pula disetarakan dengan soto Bandung, Banjar, Semarang, dan soto bening Bogor.

Rasa kuahnya sangat berlainan dengan soto-soto dimaksud di atas. Kuahnya tidak berminyak. Kemungkinan besar bumbunya disangrai atau, bisa juga ditumis dengan sedikit sekali minyak. Ringan, gurih, dan menyegarkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline