Lihat ke Halaman Asli

Budhiman Prakoso

DATTEBAYO !!!!

Sejarah Ritel Modern di Indonesia: Dari Kemunculan hingga Eksistensinya di Masyarakat

Diperbarui: 25 Mei 2021   08:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejarah bisnis ritel di Indonesia. | Kompas

Awal mula tonggak sejarah ritel modern di Indonesia terjadi pada tahun 1960-an dengan berdirinya Sarinah sebagai sebuah toserba. Begini sejarah bisnis ritel di Indonesia.

Menurut Levy dan Weitz (1995) ritel adalah satu rangkaian aktivitas bisnis untuk menambah nilai guna barang dan jasa yang dijual kepada konsumen untuk konsumsi pribadi atau rumah tangga.Produk yang dijual biasanya berupa kebutuhan rumah tangga termasuk sembilan bahan pokok. Ritel di Indonesia pada mulanya masih bersifat tradisional seperti pasar, kelontongan, maupun warung-warung yang hampir selalu ada di setiap daerah.

Seiring berkembangnya teknologi, perekenomian dan gaya hidup pada masyarakat membuat masyarakat khususnya kelas menengah ke atas menginginkan kenyamanan lebih dalam berbelanja yang tidak dirasakan di ritel tradisional. 

Selain itu, kekuatan daya beli masyarakat yang meningkat, pertambahan jumlah penduduk, dan adanya pola perubahan belanja yang terjadi pada masyarakat perkotaan yang tidak hanya sekedar berbelanja melainkan juga untuk mencari hiburan, jalan-jalan, maupun makan-makan. Hal tersebut yang membuat ritel-ritel modern di Indonesia terutama di perkotaan dapat tumbuh subur dan perkembangannya kian tak terbendung.

Baca jugaObligasi Ritel Indonesia, Sarana Investasi yang Sudah Pasti "Cuan" dan Penuh Manfaat

Awal mula tonggak sejarah ritel modern di Indonesia terjadi pada tahun 1960-an dengan berdirinya Sarinah sebagai sebuah toserba (toko serba ada)/ departemen store pertama di Indonesia, pada 23 April 1963 di jalan M.H. Thamrin, Jakarta. Soekarno yang menggagas konsep toserba ini dengan mengadopsi dari negeri Barat dan Jepang. 

Namun, ia merancanakan toserba ini bukan berbentuk perusahaan yang semata-mata mencari untung melainkan badan sosial sebagai stabilator harga kebutuhan pokok masyarakat. Namun hal itu tidak dapat terwujud karena tidak lama kemudian Orde Lama runtuh pada tahun 1966 dengan meninggalkan inflasi yang tinggi serta keadaan ekonomi yang kacau.

Kemudian, pada saat Orde Baru keadaan ekonomi Indonesia mulai membaik dengan ditandai menurunnya angka inflasi dari 600% menjadi 1,6% serta terdapat kenaikan pendapatan perkapita hingga USD 1200 pada tahun 1970-an. Lalu, pada saat Orde Baru Sarinah dijadikan sebagai sebuah perusahaan dan tentunya harus mengejar laba sebanyak-banyaknya.

Kemudian, pada tahun 1970-1980-an keadaan ekonomi Indonesia terus meningkat ditandai dengan munculnya golongan kelas menengah dan orang kaya baru sehingga menyebabkan munculnya ritel modern dengan format supermarket dan departement store yang diperuntukan bagi mereka. Ritel modern tersebut contohnya: Matahari ( didirikan pada 11 Maret 1986), Hero(didirikan pada 23 Agustus 1971), dan Ramayana (didirikan pada 14 Desember 1983).

Kemudian pada periode tahun 1990-an perkembangan ritel modern semakin berkembang dengan format convenient store, yang ditandai dengan maraknya pertumbuhan minimarket seperti Indomaret (didirikan pada tanggal 21 November 1988)  dan Alfamart( didirikan pada 22 Februari 1989). Kemudian dengan kebijakan ekonominya, Orde Baru menerima banyak sekali investasi modal dari luar negeri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline