Lihat ke Halaman Asli

Pura Gunung Salak

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku mendampingi kedua tamuku yang jauh datang dari India. Keduanya mengajakku menuju Sanggar Pamujan mulai dari Rawamangun, Taman Mini lalu terakhir di Pura Gunung Salak. Kendaraan meluncur deras sekali menepis serpihan air yang ingin menyambut pengab Jakarta. Perjalanan dari TMII menuju Gunung Salak tidak sampai dua jam. Kami sampai ke Pura Jagadkarta yang lokasinya tepat di sisi kanan ujung jalan beraspal hotmix. Kami turun dari mobil, udara menusuk tulang, menghancurluluhkan aneka rasa sakit yang melilit di perutku dari tempo hari. aku menggigil dan benar-benar kedinginan. Alas kaki harus dicopot, dan dingin kian menusuk. Kami ketemu Pamangku setempat dan dihantarkan menuju ke beberapa Sanggah sebelum akhirnya bersimpuh di Sanggah paling atas. Baru saja duduk bersimpuh, seekor anjing duduk tepat di depanku bersila, Krishna bilang, "Bathara Dharma menyukai Mas Yono." Krishna memberi salam dan menjabat erat tanganku. kami melanjutkan laku puja dipimpin Pamangku yang telah melekatkan beras kuning air bunga di kening kami tepat antara alis mata. Seekor babi hutan melintas kencang dikejar anjing-anjing selain yang duduk di depanku bersila. Di kanan kiri sanggar atas ada seekor kera kelabu, lalu diikuti kera lainnya yang lebih hitam kelam warnanya. kami terus menjalankan laku puja. Pamangku lalu menceritakan awal mula keberadaan Pura Gunung Salak ini, di mana tempat yang kami kunjungi merupakan wilayah disucikan Pangeran Jayakarta setiap waktu. Di tempat kami bersimpuh ini pula Pangeran Jayakarta dan parasepuh Batavia melakukan sembah kepadaNya. Selalu menghargai alam dengan menanam dan menaburkan bunga, mur dan kemenyan dupa. Ucapan syukur yang selalu diberikan kepadaNya oleh leluhur kita namun sekarang sering dilupakan anak cucunya. termasuk diriku dan siapa saja, yang kini diingatkan kembali keberadaan Gunung Salak ini atas para tamu dari Rusia yang menggunakan Sukoi SJ 100.

salam spirit cinta alam




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline