Dahulu ungkapan berikut sering dilontarkan kala di tongkrongan: muda foya-foya, tua kaya-raya, dan mati masuk surga. Ungkapan utopis. Pada kenyataan justru kematian di usia muda akibat terjerat narkoba.
Kala menjalani masa perkuliahan, penulis mengalami masa-masa narkoba yang sedang menjangkiti kaum muda. Salah satu teman kuliah menjadi pecandu sabu. Ia berasal dari kalangan berada.
Berulang ia direhabilitasi hingga menghabiskan sebagian harta orangtuanya. Ia terpaksa terpisah dari teman angkatan akibat kecanduan tersebut sebab harus banyak mengulang mata kuliah.
Terakhir, sebelum penulis lulus ia ditangkap polisi. Ia mengambil kursi-kursi kampus untuk dijual. Saat terdesak tak memegang uang ia sering mengambil barang di rumah hingga pernah barang di kampus.
Barang-barang curian itu dijual untuk kemudian ditebus dengan sabu. Selang beberapa tahun, kami teman satu angkatan dikejutkan dengan kabar kematiannya.
Target dari Usia Muda
Jerat narkoba hingga kini juga masih ada, bahkan beberapa narkoba semakin variatif berkamuflase. Dukungan keluarga, tepat memilih pergaulan, dan memiliki benteng iman mampu melindungi kaum muda di kehidupannya.
Pun, dalam hal membangun impian sejak muda ketiga hal di atas memiliki peranan. Cukup banyak kaum muda sudah menuai kesuksesan berkat dukungan keluarga, teman yang mendukung, dan taat beribadah.
Kaum muda yang sukses dalam bidang keuangan pun mulai menebarkan virus-virus sukses melalui beragam kanal media. Mereka biasanya disebut influenser finansial.
Berkat mereka kini semakin banyak kalangan usia muda sadar berinvestasi atau memiliki perencanaan keuangan.