Lihat ke Halaman Asli

LUKMANUL HAKIM

Wiraswasta

Hubungan Kekerabatan dalam Masyarakat Batang Hari

Diperbarui: 3 November 2022   23:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kata sapaan atau "bebaso" dalam kehidupan masyarakat Batang Hari sedikit berbeda dengan kata sapaan dalam hubungan kekerabatan. 

Kata sapaan dalam masyarakat bergantung kepada strata atau kedudukan sosial yang dimiliki oleh seseorang. Untuk lebih jelas, mari sejenak kita cermati hubungan kekerabatan dalam masyarakat Batang Hari.

Hubungan kekerabatan dalam masyarakat terdiri atas beberapa individu yang berbeda strata sosialnya. Anggota masyarakat yang dianggap memiliki strata sosial yang lebih tinggi biasanya dalam adat dipanggil dengan sebutan datuk

Baso datuk dalam adat Batang Hari yang bersendikan syara', syara; bersendikan kitabullah terbagi empat golongan.

1. Datuk nan sebenar datuk

Datuk dan nyai adalah penggilan seorang cucu kepada orang tua dari ayah atau ibunya. Dalam adat, datuk dan nyai termasuk dalam tengganai rumah dan bagian dari purbowali  dan purbosekso.

2. Datuk nan gelar

Nah, penyebutan datuk nan gelar ini berlaku bagi orang yang memegang jabatan seperti kepala desa, kepala dusun dan sebutan dalam adat. Datuk juga sebutan penghormatan kepada pemangku jabatan, sedangkan istrinya melekat dipanggil nyai.

3. Datuk nan tadatuk

Penyebutan untuk orang laki-laki maupun perempuan yang berusia lanjut atauu tua. Lelaki tua dipanggil dengan datuk dan perempuan tua dengan sebutan nyai. Penyebutan tersebut merupakan baso untuk orang umum yang berusia lanjut, baik dikenal maupun tidak.

4. Datuk setara datuk

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline