Aku rindu kota ini, Saat berjalan di pinggir badan jalan.
Berjejer loper koran, bergelantungan majalah, tabloid dan Koran harian. Sesekali kulihat, seorang pembeli setengah berbisik. Aku pun mendekat, mencuri dengar, apa yang mereka bicarakan.
"Mas, ada Nick charter?"
"kalau novel fredy. S yang semi terbaru ada?" tanyanya beruntun setengah berbisik.
"Kosong bang, mungkin satu minggu ke depan ada barang baru yang datang dari luar kota. Kiriman melalui kapal laut. Maklum mas sering rajia." jelas penjual lapak koran.
Bisik-bisik penjual dan pembeli mencari novel stensilan, hal biasa bagi kios loper koran mencari uang lebih. Novel stensil paling sering dicari anak muda. Berharap dari penjualan koran, majalah, keuntungannya tidak seberapa.
Aku yang ingin tahu, bertanya dengan penjual kios loper koran yang berada di pinggir emperan toko baju yang cukup luas. Ada sekitar tiga kios loper koran berjejer.
"Mas, berapa harga satu novel fredy. S yang ditanyakan Abang tadi?" tanyaku pelan.
"Lumayan mas, dua kali lipat dari harga yang ditetapkan agen koran. Mendapatkannya juga agak sulit. Karena di bawa melalui perjalanan kapal laut." jelas mas loper koran.
"Oh begitu ya Mas?" sambil anggukku memegang dagu..