Lihat ke Halaman Asli

Jambi Seru

Jambiseru.com

Harga Rokok Naik, "Ahli Hisap" Sesak Nafas

Diperbarui: 8 Januari 2020   03:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi rokok. [Credit: Shutterstock] 

Harga rokok tahun ini bakal naik. Kenaikannya sebesar 35 persen. Misalnya jika sebelum kenaikan sebungkus rokok Rp 23 ribu, maka setelah kenaikan menjadi Rp 31.050 per bungkus. Ini membuat para perokok -khususnya di Jambi- mulai sesak nafas.

Bagaimana langkah antisipasi para "ahli hisap" -sebutan bagi perokok aktif-? Berikut penelusuran Biru (Jambiseru.com) di sekitaran Kota Jambi sepekan terakhir.
-------

Harga rokok boleh naik. Tapi para "ahli hisap" ogah langsung berhenti gara-gara kenaikan ini. Mereka lebih memilih usaha lain seperti menurunkan selera hingga beralih ke rokok elektrik atau sejenis vape.

Seperti diakui Edi Regar, pedagang rokok di kawasan Mayang, Kota Jambi. Kata dia, para pelanggannya sudah sejak akhir tahun lalu membahas soal rencana pemerintah menaikkan cukai rokok. Rata-rata mulai resah mengingat ketika harga rokok naik, maka pengeluaran harian juga otomatis bakal naik.

Sebagian pelanggan Edi memilih untuk menurunkan selera. Dengan berganti ke merek rokok lebih murah, langkah ini diakui para pelanggan cukup membantu.

"Seperti langgananan saya, biasaya dia beli rokok Malboro merah harga Rp 25 ribu, naik menjadi Rp 30 ribu, jadinya dia membeli rokok Surya dengan harga Rp 25 ribu," aku Edi, Minggu (5/01/2020).

Selain itu, Edi sempat mengkritik kebijakan pemerintah yang ingin mengurangi pecandu rokok dengan menaikkan cukai rokok. Kata Edi, ini cara yang salah.

"Karena untuk berhenti merokok butuh waktu yang lama. Coba tanya sama perokok, bisa ndak langsung berhenti?" tutur Edi.

Apalagi dengan menaikkan cukai tembakau, tentu ini membuat merugikan petani tembakau. Belum lagi jika pajak rokok tinggi namun tak disalurkan ke sektor yang tepat, ini malah akan menyengsarakan negara.

"Kalau rokok naik tapi pendidikan murah, boleh bae lah. Ni dak, rokok naek, pendidikan masih tinggi," ungkap Edi, bijak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline