Lihat ke Halaman Asli

Icha dan Giman Pembayar Nazar Amin Rais

Diperbarui: 19 September 2016   01:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Giman dan Icha"][/caption]Icha Dan Giman Pembayar Nazar Amin Rais

Cuaca panas siang itu (12/10-2014) membuat penumpang Mikrolet M-16 jurusan Jatinegara - Pasar Minggu, Jakarta, nampak gerah. Seorang penumpang perempuan paruh baya mengipas wajahnya dengan koran.

Peluhnya menetes membasahi kacamata tanpa bingkai. Matanya nampak awas mengamati gedung-gedung di pinggir jalan, sesekali perempuan ini meyakinkan supir untuk menurunkannya di Pasar Minggu. Dari Pasar Minggu, beberapa relawan Bara JP ( Barisan Relawan Jokowi Presiden) telah menunggu.

Fransisca Liliana. Itulah nama perempuan tadi. Wajahnya bulat putih bersih. Wajahnya sumringah sesaat Marisi Rusia dan Sarmianus Senky relawan di Bara JP datang menyambutnya. Mereka dikenal Icha secara akrab oleh Fransisca di Grup Facebook Bara JP.

“Terima kasih sudah mau menjemput saya Bang.” kata Icha sumringah. Selepas berjabat tangan, Icha dibawa para relawan tadi meluncur ke Jalan Bhineka Raya, Cawang Baru, markas Bara JP. Icha, seorang ibu rumah tangga beranak satu. Ia ibu seorang putri yang masih sekolah SMK Kelas XI di Menado, Sulawesi Utara.

“Pelan-pelan, ya, Bang,” pinta Icha kepada Sarmianus Senky yang menjemputnya. Soalnya, Icha berjalan pincang. Telapak kaki kanannya remuk pada Oktober 2004. Bus yang ditumpangi Icha dan keluarga jatuh kejurang sedalam 70 meter tidak jauh dari Kota Palu.

Bus yang ditumpanginya tersangkut di pohon tepi jurang. Enam belas orang tewas saat kecelakaan terjadi. Icha dan lima orang keluarganya terlempar keluar dari bus. Telapak kaki dan tungkainya hancur. Tiga jari tangan kirinya cacat, tidak bisa lurus.

Icha mengenang kecelakaan itu sebagai mimpi buruk yang menyakitkan. Membuatnya sampai saat ini melangkah harus terpincang-pincang.

“Tapi saya bersyukur Tuhan masih mengasihi saya dan keluargaku. Tuhan masih pelihara dan ijinkan kami hidup,” ujar Icha. Matanya nampak berkaca-kaca mengenang peristiwa yang hampir merenggut nyawanya itu.

“Saya hanya ibu rumah tangga, Bang.” Icha memulai kisahnya. Ia mengaku tidak banyak yang bisa dikerjakannya membantu Jokowi. Tapi, Icha mengatakan bahwa dia hanya mau mendukung Jokowi dengan sepenuh tenaga.

“Saya tahu Prabowo ada darah Minahasa, sama seperti saya, tapi mengapa baru sekarang diberitahu?” kata Icha seakan bertanya pada dirinya heran. Icha menjawab sendiri pertanyaannya. “Sudah terlambat. Saya harus membantu Pak Jokowi menang. Itu janjiku. Pak Jokowi orang yang baik,” kata Icha.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline