Lihat ke Halaman Asli

Kaum Mega Jahiliyah

Diperbarui: 2 November 2018   14:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

            Senin, dini hari, pukul 02:10, penghujung Oktober 2018. Hening. Bias cahaya rembulan menyeruak kegelapan. Tiga bintang berjajar tenang tanpa kedip. Beberapa lainnya bersiaga di posnya masing-masing, menyangga langit. Indah.

Angin sepoi yang di jam-jam seperti ini biasa datang bertandang dan bercanda di sela dedaunan, tak menampakkan batang hidungnya sejak sore. Ranting pepohonan diam mematung, tak bergerak, apalagi gemerisik.

Dingin. Sunyi. Sepi.

Alam bertafakur.

            Tanpa campur tangan manusia, alam sangat bijak mengurus dirinya. Belum pernah sekalipun ada kisah ataupun hoax, matahari mendahului rembulan, bintang melengserkan bulan ataupun bintang menggugat matahari. Mereka damai dalam perannya masing-masing. Tidak saling memerangi meskipun tak saling bertegur sapa. Ketiga pelita alam tersebut sama-sama tahu diri!

Semua tunduk patuh kepada perintah Tuhannya, tanpa pembangkangan sedikitpun! 

Kerusakan di darat dan di laut merupakan bukti keserakahan manusia. Alhamdulillah, manusia hanya diberi batasan menjadi pemimpin di muka bumi. Bayangkan, bila juga diberi amanah memimpin bulan, bintang, matahari apalagi langit.

Mereka pasti menggeser-geser letak ketiga pelita alam tersebut sesuka hati, sebagaimana permainan catur. Selain itu, mereka pasti mati-matian berusaha menguasai langit dengan menipu malaikat. Bagi yang tidak bisa ditipu segera dikriminalisasi. Beres persoalan! Namanya juga makhluk yang suka berlebih-lebihan lagi melampaui batas. Hehe..he..he

            Udara dingin merayapi kulit. Sengatan terik mentari seharian kemarin seolah dibayar tunai kini. Satu dua tikus got, indukan, bertubuh tambun, mulai menampakkan diri.

“Citcit..cit..cit..!” suaranya memecah kesunyian. Berlarian menyelinap, mengaduk-aduk tempat sampah dari karet, setelah berhasil mendorong penutup bulat di atasnya. Bila gagal mendorong penutupnya, biasanya bagian bawah dikerat sampai berlobang. Itulah tikus! Mengacak-acak serta merusak apa saja yang ditemuinya tanpa rasa bersalah. Tapi wajar, karena tikus!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline