Lihat ke Halaman Asli

Purwanto (Mas Pung)

Pricipal SMA Cinta Kasih Tzu Chi (Sekolah Penggerak Angkatan II) | Nara Sumber Berbagi Praktik Baik | Writer

Mereka Mengajari Tidak Mengeluh Ditengah Kesulitan yang Mendera

Diperbarui: 9 April 2023   15:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gambar. Tim Relawan yang membagi kupon paket Idul Fitri (Dok.pri)

Paulo Coelho pernah mengatakan, "Setiap orang punya pengalaman menarik untuk diceritakan" Ungkapan ini mau menyampaikan pesan bahwa setiap orang punya hal baik yang bisa disampaikan untuk mendorong orang lain berbuat baik. Berbuat baik bukan hanya milik orang tertentu, tetapi milik setiap orang, termasuk orang yang kita bantu atau orang yang sering dipadang sebagai orang kecil (wong cilik).

Pada hari Sabtu, 8 April 2023 saya bersama dengan relawan-relawan Yayasan Buddha Tzu Chi masuk gang-gang sempit di kelurahan Kapuk, Jakarta Barat untuk membagikan kupon paket Idul Fitri bagi saudara-saudara muslim yang sangat membutuhkan karena himpitan kondisi ekonomi. Mereka mengajari tidak mengeluh di tengah kesulitan yang mendera.

Terik matahari panas menyengat. Kami satu tim terdiri dari 4 relawan membawa kupon paket Idul Fitri untuk saudara dan saudari yang berada dalam himpitan kesulitan ekonomi. Kami membagikan kupon ditemani ketua RT, mendatangi warga satu-per satu yang namanya tertera di kupan tersebut.

Ilustrasi gambar. Menjadi relawan yang membagi kupon paket Idul Fitri. Belajar dari mereka yang kita bantu cara hadapi derita hidup (Dok.pri)

Kami mengetuk pintu dan menyapa warga yang kami datangi. Sebagian besar mereka adalah lansia atau single parent. Kondisi ekonomi yang sangat memperihatinkan nampaknya tidak cukup untuk menunjukkan betapa hidup ini sangat keras. Terdapat warga penerima kupon yang tempat tinggalnya kontrak satu ruangan kecil. Kami juga menjumpai diantara mereka sedang sakit dengan obat ala kadarnya. Para lansia itu masih bekerja sebagai buruh cuci rumah tangga. Ada juga yang mengerjakan pekerjaan di rumah seperti membungkus produk home industry.

Reaksi mereka meneripa kupon Idul Fitri sangat mengharukan. "Alhamdulilah ya Allah dapat bantuan. Bisa untuk makan beberapa hari. Terima kasih Bapak dan ibu" ungkap penerima kupon sambil membungkuk beberapa kali menunjukkan betapa mereka berterima kasih.

Saya sempatkan ngobrol-ngobrol ringan sambil penerima kupon menuliskan namanya di kertas kupon tersebut. Pertanyaan saya apakah nenek, ibu atau bapak juga masih puasa. Dan mereka menjawab, "Iya saya puasa Pak". Saya timpali jawaban itu, "Syukur Alhamdulilah ya Bu diberi kesehatan sehingga masih bisa puasa" Dalam hati saya berpikir, "mungkin saja puasa ini sembari mengurangi makan. Bisa irit dikit" Tapi pikiran itu segera saya tepis, "Masyallah saya sudah berprasangka buruk". Aku menyesal untuk itu.

Ilustrasi gambar. Menjadi relawan yang membagi kupon paket Idul Fitri. Terharu dengan perjuangan mereka (dok. pri)

Wajah Derita Tiada Kesan Mengeluh

Aapakah saya salah ketika menangkap kesan pada wajah ibu dan bapak penerima kupon terbersit kuat wajah derita. Wajah yang diwarnai dengan kerutan kulit, kering dan pengap karena sempitnya tempat tinggal? Jika kesan saya itu kurang tepat, saya tentu minta maaf.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline