Lihat ke Halaman Asli

Swarna

mengetik 😊

Serenade Selamat Tinggal

Diperbarui: 10 September 2021   08:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay

1/ Untuk apa diingat, tak perlu jua dikenang, bila hadirku tak diinginkan pun tiada arti meski hanya bayangan. Semua telah hilang dalam kepedihan. 

2/ Biar semua berlalu bagai hembusan angin senja tanpa larik kerinduan. Tiada tampias asa dalam jiwa. Aku sudahi drama hati yang menyiksa diri. Tak layak dibalut sutera pun disimpan dalam memori. Setiap mengingat yang terasa hanya desir perih

3/ Tutup tirai kisah dalam kekecewaan, mata tak manpu membaca tapi hati yang bicara. Kuhapus sebuah nama tak sulit melakukannya, semudah menyematkan dalam dada

4/ Gerimis musim semi mengingatkan ada yang lebih berarti, petrikor berbisik saat jingga menoreh di ufuk barat, hati ini berharga jangan luka. Lantunkan serenade selamat tinggal pada angin senja, tak lagi ku kejar sebuah rasa dalam irama yang selalu sumbang dalam sukma

5/ Memeluk duri menyimpan kenangan kusam, membentuk abrasi dalam raga. Tak perlu lagi tetesan cuka kau tuangkan. Malam tlah menceritakan semua sebuah kenyataan. 

6/ Cukup cahaya bulan mengukir larik nestapa buatku melihat semesta meski tanpa mentari pujangga, menyilaukan. Garis waktu menentukan kemana hati kan melangkah

7/ Tentang rasa, harapan lalu kecewa, episode waktu kali ini berakhir lara di dada. Semua kisah biar tebang menghilang jangan ada yang diam tersimpan, dan melupa sebuah nama

 

 25 Mei 2019

***

Puisi paling baper, penuh dongkol dan konyol, yang pernah ditulis saat itu. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline