Lihat ke Halaman Asli

Swarna

mengetik 😊

[Kado Terindah] Ajeng

Diperbarui: 11 Oktober 2019   22:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pixabay

Gadis kecil itu berjalan menyusuri trotoar sambil sesekali menawarkan barang dagangannya pada setiap orang yang lewat. Kulit kuning langsat, rambut sedikit keriting dikuncir ala kadarnya, memakai atasan kaos yang terlihat kebesaran dan celana kain selutut. Dia bernama Ajeng.


"Mbak mau beli rempeyek? buatan ibuku enak loh, renyah."

"Berapaan dik?"

"Seribu lima ratus, mbak."

"Beli dua saja ya."

"Baik mbak."

Selalu terkembang senyum di wajahnya. Remleyek tinggal beberapa bungkus saja ketika gerimis di senja itu mengharuskan dia untuk berteduh di halte. Sebuah halte yang fungsinya sudah berubah, hanya seperti hiasan di tepi jalan, besi untuk duduk tak karuan, besi sandaran pun hilang. Maling itu memang dimana-mana. Fasilitas umum diembat juga.

Seorang anak remaja SMA berlari menghindari gerimis ke arah halte. Ajeng mengerjap-ngerjapkan mata sedikit kaget beberapa detik kantuk sempat menyapa.

Beberapa angkot sempat menepi namun remaja itu tak segera naik satu angkotpun.

"Kakak ndak naik mikrolet?"

Ajeng anak yang ramah, tidak punya rasa takut atau segan bila hanya sekedar menyapa atau bertanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline