Lihat ke Halaman Asli

Tri Hari Suci: Mengenang "Trilogi" Misteri Paskah di Gereja Santo Andreas, Malang

Diperbarui: 20 April 2025   14:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peristiwa Pengangkatan Sakramen Mahakudus (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Tri Hari Suci (Triduum Paskah) merupakan inti perayaan iman Kristiani dalam Gereja Katolik, dimulai dari Kamis Putih, dilanjutkan dengan Jumat Agung, dan mencapai puncaknya di Sabtu Suci. Ketiga hari ini membentuk satu kesatuan misteri Paskah: sengsara, wafat, dan kebangkitan Kristus. Tri Hari Suci memiliki nilai rohani yang khas dan mendalam.


Di Paroki St. Andreas Malang, rentetan perayaan Tri Hari Suci berlangsung dengan khidmat, aman, lancar, dan kondusif. Panitia mempersiapkan segala hal yang diperlukan dengan sangat baik. Panitia juga mampu mengkoordinir umat dengan baik, sehingga semua perayaan dapat terlaksana dengan baik. Selama tri hari suci ini, hadir pula dari pihak TNI, POLRI, dan BANSER yang membantu pengamanan di sekitar lingkungan Gereja. Dari pantauan panitia, selama perayaan tri hari suci, umat yang hadir tidak pernah kurang dari 2000 orang.

Prosesi pencucian kaki umat (Sumber: Dokumentasi Pribadi)


Kamis Putih: Nilai Kasih dan Teladan Kerendahan Hati.

Kamis Putih mengingatkan kita akan Perjamuan Malam Terakhir Yesus bersama dengan para rasul. Perayaan ini secara khusus menekankan peristiwa pembasuhan kaki para rasul oleh Yesus, Sang Guru dan Tuhan. Tindakan membasuh kaki melambangkan kerendahan hati dan semangat kasih yang rela melayani dengan tulus. Nilai utama dari Kamis Putih adalah pelayanan tanpa pamrih dan cinta kasih yang konkret dalam tindakan. Pelayanan yang tulus hanya dapat dilakukan dengan semangat kerendahan hati. Hal ini pula yang ditekan oleh Rm. Robert Pius Manik, O.Carm dalam homilinya. "Kerendahan hati akan menuntun seseorang sampai pada Yesus, mengalami Persekutuan dengan-Nya, dan dan duduk bersama-Nya dalam perjamuan makan surgawi", ujarnya dalam homilinya.

Prosesi cium salib (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Jumat Agung: Pengorbanan dan Ungkapan Cinta Tuhan secara Total.
Jumat Agung adalah hari mengenang sengsara dan wafat Kristus di kayu salib. Di Paroki St. Anderas, ibadat Jumat Agung diperingati dalam dua bagian. Pada pukul 08.00, umat diajak untuk merenungkan peristiwa Jalan Salib Tuhan yang dikemas dalam bentuk Tablo. Dalam tablo visualisasi Jalan Salib Tuhan ini, umat sungguh-sungguh diajak untuk menghadirkan Kembali peristiwa sengsara Tuhan, sekaligus merenungkannya sebagai bagian dari pokok iman Kristiani.
Sedangkan pada pukul 15.00, umat diajak untuk merenungkan saat-saat terakhir hidup Yesus, yang memuncak pada penyerahan diri-Nya seutuhnya pada kehendak Bapa dalam kematian-Nya di Kayu Salib. Dalam keheningan dan doa, umat merenungkan kematian Yesus sebagai wujud kasih yang total, ungkapan cinta yang sehabis-habisnya kepada umat-Nya. Jumat Agung adalah saat di mana Allah memberikan teladan pengorbanan, ketaatan pada kehendak Allah, cinta yang total, dan pengampunan tanpa syarat.

Upacara Kristus Cahaya Dunia (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Sabtu Suci: Kegelapan Kubur menuju Cahaya Kebangkitan.

Sabtu Suci atau Vigili Paskah merupakan puncak dari Liturgi dalam Gereja Katolik. Dalam perayaan ini, dihadirkan kembali karya keselamatan yang dikerjakan Allah bagi bangsa Israel. Karya keselamatan itu dimulai dari kisah penciptaan, perjalanan 40 tahun bangsa Israel di padang gurun keluar dari perbudakan di Mesir, pewartaan para Nabi yang terus mengingatkan Bangsa Israel agar tetap setia pada Tuhan, dan akhirnya sampai pada Yesus Kristus yang memberikan kesaksian dengan cara menderita, wafat, dan bangkit. Kebangkitan Kristus merupakan bukti bahwa Cinta Tuhan mengalahkan maut. Kebangkitan-Nya merupakan awal kehidupan baru bagi umat-Nya yang telah mengalami penebusan dosa.
Dalam homilinya, Rm. Robert Pius Manik, O.Carm menekankan betapa pentingnya mengimani Yesus Kristus yang menderita, wafat, dan bangkit sebagai Allah bebas dari rekayasa pikiran dan perasaan manusia. Ia sama sekali bukan apa yang bisa dibayangkan oleh pikiran dan perasaan. Ia tunduk pada hukum Cinta: CINTA YANG TOTAL dan SEMANGAT PENGOSONGAN DIRI (Kenosis) secara sempurna. Karena itu, Cinta Allah juga hanya dapat dirasakan dan dialami secara mendalam apabila kita juga memiliki cinta tanpa syarat dan semangat pengosongan diri.

Tri Hari Suci bukan hanya perayaan liturgi, tetapi undangan untuk menghidupi kasih, pengorbanan, pengampunan, dan pengharapan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui perayaan tri hari suci, umat diajak masuk ke dalam misteri Paskah, untuk akhirnya mengalami sukacita dalam terang kebangkitan Yesus Kristus.

Laporan: Ignatius Windiastanto
Editor: Dorothea Bening Larasati

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline