Lihat ke Halaman Asli

Cinta Itu Aneh

Diperbarui: 25 Maret 2020   12:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Mengapa aku jatuh cinta? Pertanyaan itu sering mucul ketika orang mengalami jatuh cinta. Untuk menjawabnya, kita bisa berpaling pada buku-buku yang ditulis oleh sekian banyak orang. Mereka yang mengulas persoalan cinta itu memberikan beragam alasan, mengapa seorang laki-laki jatuh cinta dengan seorang wanita atau sebaliknya.

Pertanyaan, mengapa jatuh cinta, adalah pertanyaan yang menarik tetapi juga menukik. Menarik sebab, seseorang tidak bisa memilih seseorang yang atau untuk dijatuhi cinta. Kita tidak bisa memilih, tetapi hati seolah memiliki hukumnya sendiri yang membuat kita terpaut dengan seseorang.

Prosesnya pun cukup unik. Perasaan cinta itu membuat hati berdebar dan ingin selalu bertemu. Satu kali pertemuan rasanya sangat tidak cukup, kemudian pertemuan berulang dan akhirnya cinta itu diungkapkan lewat kata indah atau tindakan memberi bunga atau surat sebagai simbol.

Orang yang dijatuhi cinta itu tentu tidak bisa langsung menerima ungkapan cinta itu. Proses pun berjalan dan palan tapi pasti, perhatian dan kasih yang diterima membuat dua insan itu saling mencintai. Tetapi juga ada kisah lain yang unik dan langkah. Dua orang yang tidak saling mengenal sama-sama terpaut hatinya sehingga keduanya menjalin hubungan yang lebih dekat.

Seorang fisikawan menulis demikian, pengalaman jatuh cinta itu seperti mencampurkan dua senyawa kimia. Ketika keduanya benar-benar saling membutuhkan maka di sana terjadi reaksi positif. Kemudian dia melanjutkan, seseorang lelaki yang jatuh cinta dengan seorang perempuan, keduanya kemungkinan memiliki senyawa yang mirip yang ketika digabungkan menjadi suatu reaksi kedekatan.

Siapa yang mencampurkan senyawa itu? Fisikawan itu tidak menyebutnya. Filosof mungkin memberikan gambaran yang sedikit jelas. Frederich Nietzsche menulis demikian, "Cinta tidak mampu diulas oleh logika ilmiah matematis. Di hadapan keagungan cinta, kita hanya bisa tunduk menyembah."

Dalam buku kuno berjudul, Almagai tertulis sebuah kisah indah tentang cinta. Can jatuh hati pada gadis desa bernama Della. Orang tua Can tidak menyetujui rencana Can untuk menjadikan Della teman hidupnya karena Della adalah anak tukang sayur dan berasal dari keluarga sederhana.

Namun, cinta tidak bisa terikat oleh siapa dan apapun. Sebab diakhir kisah, Can rela meninggalkan istana nan megah untuk menikah dengan Della pujaan hatinya. Sungguh sebuah kisah yang menarik dan menawan hati.

Cinta itu aneh. Demikian dilukiskan penyair Rusia, Slavocick. Sebab seribu bait puisi yang telah ditulisnya tidak juga sempurna untuk melukiskan kata Cinta. Maka di bukunya yang terakhir ia memberi judul demikian, Cinta, Sebuah Keanehan yang Memberi Hidup.

Keanehan, demikian ditulis oleh Bergson, seorang filosof, ketika melukiskan kata cinta. Ia menulis filsafat cinta sebagai filsafat yang agung namun terkandung keanehan yang luar biasa. 

Dia menulis, "Kita hanya bisa merangkainya dalam bahasa terbatas, sedang ia sendiri tidak dibatasi dan tidak mau membatasi dirinya." Bergson sendiri tak tertegun. Ia tak mampu melukiskan perjuangan seorang pria ketika memberikan bola matanya demi si gadis pujaannya yang buta kerena kecelakaan lalu lintas. Cinta itu keanehan yang nyata, demikian dilukisnya dalam dramanya yang berjudul Sacrifice.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline