Lihat ke Halaman Asli

Maukah Diproses sebagai Biji dan Ragi-Nya?

Diperbarui: 26 Oktober 2021   09:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bacaan Selasa 26  Oktober 2021

Luk 13: 18 Maka kata Yesus: "Seumpama apakah hal Kerajaan Allah dan dengan apakah Aku akan mengumpamakannya? 19 Ia seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya; biji itu tumbuh dan menjadi pohon dan burung-burung di udara bersarang pada cabang-cabangnya." 20 Dan Ia berkata lagi: "Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah? 21 Ia seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya."

Renungan

Kata-kata itu terbatas. Sebuah kebenaran kadang tidak dapat diungkapkan dengan dua tiga empat kata.  Keindahan sebagai sebuah kebenaran tidak dapat dengan tuntas ditampilkan oleh kata-kata. Keindahan seorang wanita misalnya diungkapkan dengan aneka kata. Berwajah ayu, cantik,  cakep, menawan, mempesona. Beralis "nanggal sepisan", seperti bentuk bulan yang kelihatan diwaktu malam hari ketika tanggal satu. Alisnya melengkung tipis. Berhidung "mancung", seperti bentuk bungkus bunga kelapa. Hidungnya panjang lancip. 

Bergigi "miji timun", seperti bentuk biji mentimun. Giginya rapi kecil dan tipis. Bertangan "nggandhewa pinenthang", seperi bentuk busur panah  dengan tali tegang terikat kuat. Tangannyapanjnag dan melengkung. Berpinggang "nawon kemit", seperti pinggang tawon kemit, lebah yang bagian atas pingganngya kecil. Body tubuhnya "nggitar", seperti bentuk gitar akustik, bukan gitar listrik.

Bacaan Injil hari ini menarasikan penggambaran Yesus tentang Kerajaan Allah. Kerajaan sebagai sebuah kebenaran iman tidak dapat secara lengkap, komplit, utuh, penuh menyeluruh diuraikan lewat kata-kata yang serba terbatas.  Kerajaan Allah adalah peristiwa relasional dengan Allah sesama dan alam ciptaaan. Sebagai peristiwa relasional, Kerajaan Allah harus diiklimkan, dibuat dan dibangun terus menerus. Kerajaan Allah tidak otomatis terjadi dan terwujud sekali jadi. Kerajaan Allah merupakan proses kehidupan, setapak demi setapak, pelan tapi pasti bergerak maju, bertumbuh dan bertambah, mekar dan berbuah menuju penyelesaian akhir zaman.

Kerajaan Allah adalah "gathuk"-nya tawaran Allah yang mewujud dalam kehidupan manusia Yesus Nasaret. dengan tanggapan manusia terhadapnya. Yesus adalah wujud konkret Kerajaan Allah. Sebagai tawaran oleh dan dari Allah, Kerajaan Allah dalam Yesus Nasaret merupakan anugerah, kasih karunia, rahmat, hadiah semata, yang harus ditanggapi.

Tawaran dari Allah dalam Yesus Nasaret, mengundang manusia untuk menanggapi mengambil sikap dan mengambil keputusan. Dengan merdeka manusia dapat menolak atau menerima tawaran-Nya. Berhadapan dengan Kerajaan Allah dalam Yesus, dari pihak manusia hanya ada kata "ya, amin" atau "tidak, emoh". Tidak ada kompromi, tidak ada pilihan untuk bersikap netral. Pengambilan sikap ini merupakan sebuah proses juga. Roh Allah, Roh Yesus, Roh Kuduslah yang memprosesnya, sehingga manusia dimampukan melihat dan menemukan wajah Allah yang berbelas kasih dalam sosok pribadi manusia Yesus Nasaret. Roh Kuduslah yang menjadikan manusia menjawab tawaran-Nya.

Penerimaan tawaran Kerajaan Allah dalam Yesus berdampak meluasnya jangkauan relasionalnya. Relasinya dengan Allah dalam Yesus tidak dapat tidak mesti menjadi power, daya dorong kekuatan untuk  berelasi juga dengan sesama dan alam ciptaan. Relasi harmonis ini, menjadikan diri hidup bersatu dan bersama Allah, sekaligus hidup bersatu dan bersama dengan sesama serta alam ciptaan. Inilah yang dikenal sebagai hidup kekal, keselamatan, firdaus, eden, sorga, damai sejahtera sukacita sejati. Dampak penerimaan Kerajaan Allah adalah menyatukan langit dan bumi, sorga dan dunia. "Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam sorga"

Mereka yang menyambut Kerajaan Allah dalam Yesus oleh Roh Kudus dikenal sebagai Gereja. Maka Gereja pertama-tama bukanlah bermakna bangunan, melainkan sakramen keselamatan. Gereja adalah tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan seluruh umat manusia. Di dunia, Gereja merupakan persekutuan orang-orang yang dipersatukan dalam Kristus, dibimbing oleh Roh Kudus dalam ziarah mereka menuju Allah Bapa dan telah menerima warta keselamatan untuk disampaikan kepada semua orang.

 Singkat kata makna Kerajaan Allah yang begitu luas sejatinya mencakup segi-segi yang terkait dengan Allah Bapa,  Kristus,  Roh Kudus, Trinitas Mahakudus, Gereja, keselamatan manusia dan keutuhan alam ciptaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline