Lihat ke Halaman Asli

Baskoro Endrawan

TERVERIFIKASI

Keterangan apa ?

Menggugat Patriotisme "Orang" Indonesia

Diperbarui: 9 Agustus 2019   10:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebuah drama (nyaris dan sudah) berdarah darah dimana sama sama putera Bima saling berbaku hantam karena salah paham,  hampir usai. 

Sebuah catatan pembelajaran demokrasi yang mungkin terburuk dalam sejarah, berhasil sama sama kita lewati. Hamdalah, Puji Tuhan, Maturnuwun Gusti. 

Indonesia masih berdiri tegak, dan kita masih bersama sama dengan love -hate relationship yang unik ini sebagai sama sama anak Bangsa kan? 

Kita (sempat) membenci mereka yang beda pilihan dengan kita.  Kebencian yang di kompori oleh orang orang yang punya kepentingan sehingga kita lebih tertarik untuk mengkultuskan individu individu yang masing masing kelompok merasa bahwa mereka adalah representasi semangat , arah dan tujuan dan dan apa atau siapa yang bisa menyelamatkan Bangsa ini.  Sisi baiknya ? 

Ya sejatinya kita sama sama mencintai Negara dan Bangsa ini. Dengan pandangan hidup masing masing. Dengan perbedaan pendapat yang ada. Itu dasar yang bakoh dan sebetulnya baik. 

Dari kecil kita selalu diajarkan untuk mengingat, bukan melupakan. Itu sih yang (kadang) bikin susah move on dari apa yang kita yakini sebagai sebuah bentuk kecintaan dan perjuangan dari masing masing individu dan kelompok selama pergerakan kemarin. 

Ada yang masih merasa tidak adil? Ya karena memang adil kudu diperjuangkan. Adil, relatif, tidak harus sama. Banyak pemikiran, banyak keinginan dan banyak kepentingan. 

Kalau benar benar mau mundur sejenak, sebetulnya ga susah lho untuk mengingat bahwa dari dulu, politik adu domba atau saling haus kekuasaan itu jadi ciri perjalanan kemerdekaan NKRI. 

Idiom seikat biting, bersatu kita sapu bercerai atau sendiri sendiri kita itu rapuh, bambang.  Kita sama sama lupa. 

Aku butuh kamu untuk hidup. Untuk sama sama menjaga kemerdekaan ini dan mengisi dengan kebaikan. Berjuang ga melulu kudu dengan berantem. Adu fisik. Lupakan Merdeka atau Mati. 

Itu terlalu macho untuk kaum gadget sekarang ini lah. Hidup Merdeka, 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline