Masjid Al Falah Sragen merupakan masjid 24 jam yang terkenal ramah terhadap pengunjung. Hal ini tidak sekedar isapan jempol belaka.
Penulis kebetulan sedang melakukan perjalanan kerja di sekitar jawa timur dan sekitarnya.Kebetulan sampai di Sragen sekitar jam 10 malam. Karena terasa lapar makan dulu di warung makan "Sorsi" di pasar yang terletak di Timur Stasiun Sragen yang rutin penulis kunjungi sejak tahun 1995.
Setelah selesai makan, penulis meluncur ke Masjid Al Falah yang terletak di utara persis stasiun Sragen dan pinggir Jalan Raya Sukowati. Sesampai di Masjid Al Falah parkir motor dulu kemudian mendaftar ke Satpam dengan menyerahkan identitas diri baru dipersilahkan menuju ke beranda masjid untuk istirahat.
Koleksi Pribadi Misykat
Di beranda sudah tersedia tikar atau busa sebagai alas tidur untuk kenyamanan para musafir. Saat jam 11 an terlihat hanya sekitar 10 orang saja, tetapi menjelang dini hari banyak sekali pendatang sekitar lebih kurang 30 orang yang mo istirahat di masjid dengan lokasi laki laki dan perempuan di batasi oleh pembatas dari kayu berwarna hitam setinggi 2 meteran.
Suasana boleh dikatakan relatif nyaman dan tenang sehingga sebagai tempat istirahat untuk melepaskan lelah dan penat sangat membantu.
Boleh dikatakan mengelola masjid dengan konsep 24 jam dan model inklusivitas sangat besar tantangannya. Oleh karenanya bolehlah diapresiasi dengan jempol dua untuk kinerja takmir masjid Al Falah Sragen.
Koleksi Pribadi Misykat
Bisa jadi ujaran dan ajaran di kalangan masjid Al Falah telah melampaui ( beyond ) tenang konsep kemasjidan pada umumnya dan bilamana lebih baik menuju pada tahap fase Infinity (tak terbatas) seperti konsep masjid pada jaman Rasullulah SAW.
Masjid adalah bentuk material dalam konsep keislaman, ujaran dan ajaran yang bersifat tabligh tidak semata pengajian dan kajian. Agama mempunyai fungsi sebagai :