Ada yang tak bisa diwakilkan kalau urusan yang satu ini, harus diselesaikan dan bertemu. Kami mengabaikan segala protokoler yang ditetapkan tentang penggunaan masker.
Kami juga tidak bisa memakai aplikasi yang sedang booming "zoom" karena ini urusan perut alias makan. Jadi kami harus lepas masker karena untuk makan nggak mungkin pakai masker he he he.
Sejak sebulan lebih kami tidak merasakan kehangatan seperti ini lagi. WAG menjadi media koordinasi dan pembinaan. Ternyata kita masih punya rasa "manusiawi" naluri sosial ingin bertemu. Kami terkungkung oleh keadaan yang tak bisa kami abaikan. Kami terbelenggu oleh situasi pandemi covid-19 yang tak tampak dan berasa namun berdampak.
Dampak yang kami rasakan, senyum manis kawan-kawan tak lagi muncul. Sapta Pesona untuk sementara tak bisa diterapkan. Senyum untuk diri sendiri pun masih getir, karena dapur tak lagi ngebul. Kami berkumpul karena empaty untuk mensupport teman-teman pelaku ekonomi di daya tarik wisata.
Dok. Pribadi
Dan ini menjadi satu bukti bahwa kami rindu bertemu, ikan kakap 3 kg langsung berkurang walau belum dikasih komando. Kami tetaplah manusia biasa yang punya rasa pingin bertemu bertatap muka. Hidangan makanan hanyalah bonus pemanis satu pertemuan.Tapi ingat kami jangan dibully, karena tetap menerapkan protokol penangan covid-19. Karena masalah perut tak bisa diwakilkan, kami buka untuk menghormati Ikan Kakap Goreng yang disuguhkan. (KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng)
Dok. Kombes