Lihat ke Halaman Asli

Ardi Bagus Prasetyo

Praktisi Pendidikan

Ketika Sekolah dan E-sports Dihadapkan dalam Situasi Dilematis

Diperbarui: 28 September 2022   15:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi bermain game PC. (Dok. Shutterstock via kompas.com)

Jika saya melakukan sebuah jajak pendapat secara lisan, Seberapa wellcome anda dengan esport? melihat realita saat ini, sepertinya Indonesia sedang gencar-gencarnya membuka diri terhadap perkembangan dan kemajuan zaman. 

Bidang pendidikan dan olahraga misalnya mulai memberikan segala perhatian melalui para pemangku kebijakan khususnya dalam ranah esport. 

Beberapa waktu lalu kita mungkin pernah mendengar Timnas esport Indonesia berhasil menjuarai cabang olahraga esport PUBG Mobile dengan raihan medali emas di ajang Sea Games Hanoi Vietnam 2021. 

Selain berhasil menyabet medali emas pada cabang esport Mobile Legends, Indonesia juga berhasil meraih medali perak dari cabang esport Mobile Legends pada ajang yang sama. 

Berdasarkan raihan tersebut, tentu kita sudah cukup mengetahui bahwa Indonesia melalui pemerintah telah memberikan tempat serta membuka peluang bagi para atlet cabang esport untuk berpartisipasi dan memberikan penampilan yang terbaik untuk negara. 

Indonesia sendiri adalah salah satu pasar industri gim terbesar di dunia. Terutama gim mobile atau permainan video yang dimainkan melalui telepon seluler, komputer tablet, ataupun konsol. 

Berdasarkan laporan We Are Social, Indonesia menjadi negara dengan jumlah pemain video game terbanyak ketiga di dunia dengan presentase mencapai 94,5% pengguna internet berusia 16-64 tahun di Indonesia yang memainkan video game per Januari 2022. 

Tim nasional Esports Indonesia yang berlaga pada SEA Games 2019. (Dok. IESPA via kompas.com)

Dengan jumlah pengguna yang begitu besar jumlahnya, mengapa polemik tentang masuknya esport dapat terjadi khususnya di Indonesia? 

Ada beberapa faktor yang menyebabkan esport ada mayoritas yang menerima dan ada pula yang tak menerima kehadirannya dalam tatanan kehidupan sebagian masyarakat di Indonesia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline