Lihat ke Halaman Asli

Bambang Suwarno

Mencintai Tuhan & sesama. Salah satunya lewat untaian kata-kata.

Doa yang Sadis?

Diperbarui: 18 Januari 2020   11:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seperti biasanya, begitu bangun pagi, Irma langsung menuju ke taman bunganya. Taman bunga pribadinya itu sesungguhnya kecil saja. Tapi itu sudah memenuhi dua pertiga luas halaman tumahnya. 

Wanita berumur 30 tahun itu, memang seorang pecinta bunga. Pengagum keindahan segala macam jenis bunga. Penikmat keasrian dan kecantikan taman bunga kreasinya sendiri. Maka tak mengherankan, jika ia sudah menghabiskan sekian puluh juta rupiah untuk membiayai hobinya tersebut.

Untuk apa setiap bangun tidur pagi Irma ke situ? Tentu saja, untuk mencecap keelokan dan wangi aroma bunga-bunganya. Pun untuk mereguk bersih dan sejuknya udara pagi? 

Namun selain itu, ada tujuan mulia yang menyertainya. Yaitu untuk berdoa kepada Allahnya. Untuk mengucap syukur dan bersyafaat bagi banyak hal. Baginya, taman bunga adalah tempat ternyaman untuk membangun intimasi dengan Tuhan, Juruselamatnya.

Tetapi pagi ini, begitu masuk ke area taman bunganya, ia disambar keterkejutan yang luar biasa. Dadanya berguncang hebat. Jantungnya serasa hampir lepas. Kenapa? 

Karena matanya tiba-tiba melihat seorang wanita yang berada di sana. Wanita itu duduk seorang diri di sebuah bangku. Karena masih terlihat dari belakang, Irma tak tahu persis siapa wanita itu.

Dari postur dan gerakan tangan saat memegang dan mengamati sebuah bunga, dari belakang wanita itu tampak sudah bukan muda lagi. Tapi mengapa ada di situ sepagi ini? Dalam rangka apa? Dan kenapa tidak permisi dulu?

"Ibu ya...?" serunya setelah makin dekat dengan wanita itu.

Keruan saja yang disapa menoleh dan tersenyum padanya. Benar, perempuan sepuh itu memang ibunya Irma. Maka saling berangkulanlah mereka dalam sukacita beberapa saat lamanya.

"Ibu dengan siapa ke sini? Kok enggak kasih tahu sebelumnya, sih?"

"Sekali-sekali bikin surprise kan nggak apa-apa, to Nduk?" jawabnya sambil menciumi pipi putri tercintanya itu. Kemudian langsung saja ia menceritakan kronologi proses serta alasannya datang ke sini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline