Lihat ke Halaman Asli

Menggugat Kesadaran Mahasiswa

Diperbarui: 5 Juni 2019   05:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Saat kebodohan mengusai kesadaran maka kesadaran memili ki hak untuk berbuat hal yang paling bodoh"."Ibnu Sina"

"Aku Berpikir Maka Aku Ada"
"Rene Decrates"

         Indonesia adalah negara demokrasi, yang artinya negara dituntut untuk memberikan berkebasan berpikir dan bertindak sesuai prosedur bagi seluruh rakyat indonesia. Bukan hanya itu, Indonesia juga dituntut untuk mewujudkan kecerdasan kehidupan berbangsa dan bernegara. 

        Dalam dunia kemahasiswaan, perlunya ada ruang untuk berdialektika seperti apa yang dikatakan Socrates sehingga kecerdasan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara terwujud seperti yang dicita-citakan dalam preambule UUD 1945. 

        Namun realitas yang terjadi jauh dari upaya mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara tersebut. Mahasiswa yang tidak bertanggung jawab atas esensinya sebagai agen of change dan sosial of control yang disebabkan oleh lemahnya tingkat kesadaran berdialektika dalam kampus (mungkin ini disebabkan oleh adanya otonomi kampus dan adanya komersialisasi pendidikan dalam dunia kampus.

       Pada dasarnya mahasiswa merupakan orang yang berperan penting dalam memperjuangkan hak dan kepentingan rakyat demi terwujudnya kesejahteraan, namun disatu sisi juga mahasiswa adalah orang yang berpendidikan tinggi yang dituntut memiliki wawasan lebih.

         Sebagai agen of change, mahasiswa adalah generasi perubahan, yang artinya jika ada sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitar, disitulah peran dan fungsi mahasiswa untuk menuntut kepada pemerintah atas ketimpangan yang terjadi terhadap rakyat. Hal ini dikarenakan mahasiswa di anggap memiliki intelektual  yang cukup bagus dan cara berpikir yang logis dan rasional.

         Mahasiswa juga berfungsi sebagai agen of control (generasi pengontrol), sebagai generasi pengontrol,  seorang mahasiswa diharapkan mampu mengendalikan keadaan social yang ada dilingkungan sekitar. Jadi, selain pintar dalam bidang akademisi, mahasiswa juga harus bersosialisasi dan memiliki kepekaan terhadap keadaan social sehingga mahasiswa harus mampu memper tajam Idealismenya sehingga mampu memberikan solusi kongkrit kepada negara dalam hal ini pemerintah.

          Jika kebijakan pemerintah  menymipang dari prodak kebenaran atau tidak sesuai dengan cita-cita  dan tujuan bangsa, kita diharapakan mampu mengontrol dengan membawa perubahan social kepada masyarakat tentu akan berimbas pada kondisi bangsa yang lebih baik.

          Mahasiswa sebagai Iron stok (Generasi penerus) , sebegai tulang punggung bangsa di masa depan, mahasiswa diharapakan menjadi manusia-manusia yang tangguh dan memiliki kemampuan yang akhlak bermulia yang nantinya dapat menggantikan generasi-generasi tua. 

            Mahasiswa  sebagai asset, cadangan, harapan NKRI yang akan datang yang akan ditandai dengan pergantian kekuasaan dari golongan tua ke golongan muda.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline