Lihat ke Halaman Asli

Bagas Prabowo Adi

Teologi | Pemuridan

Keluarga yang Menerangi Dunia (Matius 5: 13-16)

Diperbarui: 9 Oktober 2020   19:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: parenting.firstcry.com

Pemulihan atas keluarga tidak hanya bertujuan untuk kesenangan setiap pribadi saja. Allah bekerja di dalam setiap pribadi supaya Allah juga bisa bekerja pula melalui kita. Tujuan akhir dari semua pekerjaan ini adalah untuk kemuliaan Allah. Keluarga dipulihkan supaya kembali memuliakan Allah. Dari masa yang gelap menuju masa yang terang. Dari kerusakan bermuara pada kesaksian.

Perintah Yesus untuk menerangi dunia bukanlah perintah untuk menjadi terang, tetapi Yesus menyatakan bahwa "kamu adalah terang" (Mat 5 : 14). Kata "adalah" merujuk pada sebuah identitas yang telah kita miliki. Yang berarti bahwa Kristus tahu bahwa kita adalah garam dan kita adalah terang. Oleh karena itu, perintahnya jelas yaitu garamilah dunia dan terangilah dunia.

Kita membayangkan bahwa sebuah kota yang terletak diatas bukit tidak mungkin untuk tidak terlihat. Bila setiap keluarga dalam rumah menyalakan pelitanya, maka terang dari setiap rumah yang menyala di kota itu dapat terlihat dari kejauhan.

Keluarga menjadi langkah pertama untuk belajar menjadi terang bagi sesama. Keluarga menjadi tempat latihan paling awal bagi setiap anggotanya untuk bersaksi tentang Kristus. Namun, hal ini membutuhkan sinergitas dan kesadaran setiap anggota keluarga untuk belajar dan mengajar. Lantas sebagai seorang pemuda dan remaja apa yang yang menjadi konstribusi kita dalam menjalankan misi Ilahi ini?

Sebagai langkah awal mari belajar pada perkara-perkara kecil terlebih dahulu sama seperti yang Yesus ajarkan kepada kita (Luk 16:10).

1)       Taat, peran kita sebagai anak yang pertama adalah taat terhadap orang tua. Mari kita mengingat bahwa Ayah dan Ibu kita adalah orang yang dipercaya Allah untuk bertanggung jawab atas hidup kita.

2)       Kasih, penjabaran tentang kasih ini sesungguhnya bisa sangat panjang. Namun, dasar kasih yang kita miliki sebagai seorang anak memampukan kita terus setia untuk taat dan memahami orang tua kita.

Model bersaksi yang paling mudah adalah dengan menjadi contoh yang baik sesuai perkataan Allah. Ketika seorang anak keluar dan masuk kedalam sebuah masyarakat tertentu pastilah ia menjadi wakil dan membawa nama keluarganya. Terlebih, masih kental sekali dalam masyarakat kita bahwa tindakan seorang anak mencerminkan pengajaran dari orang tuanya. Maka, "hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu di sorga" (Mat 5:16) | BPA




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline