Lihat ke Halaman Asli

Azka Millati Putri

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Peran Psikologi Dakwah dalam Kegiatan Berdakwah

Diperbarui: 29 April 2024   16:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Psikologi dakwah adalah ilmu yang membantu dalam kegiatan dakwah. Pengguna ilmu ini bisa merupakan seorang da'i yang psikolog atau psikolog yang gemar berdakwah. Da'i yang psikolog ialah seorang yang cakap dalam bidang agama islam, seperti akidah, ibadah, dan akhlak. Seorang da'i yang psikolog berdakwah dengan menggunakan cara kerja seorang psikolog, seperti da'i mencari tahu, menyelidiki penyebab, dan membantu untuk mencarikan solusi untuk permasalahan dakwah yang mungkin dialami oleh seseorang.

Sedangkan psikolog yang gemar berdakwah ialah psikolog yang menangani keluhan pasien, seperti depresi, trauma, selfharm, susah makan, susah tidur, dan sebagainya. Psikolog yang gemar berdakwah menangani hal tersebut dengan tiga ajaran islam, yaitu akidah, ibadah, dan akhlak.

Da'i yang psikolog merupakan seorang da'i yang berdakwah dengan menggunakan ilmu psikologi. Sedangkan psikolog yang suka berdakwah merupakan psikolog yang mengobati atau membantu pasiennya dengan menggunakan ilmu-ilmu agama islam.

Tujuan psikologi dakwah ialah memberikan pemikiran atau pemahaman tentang perubahan tingkah laku jama'ah atau mad'u sesuai dengan ajaran-ajaran islam. 

Jadi, berdakwah dengan pendekatan psikologis, bisa menjadikan da'i mengikuti mad'u (jamaah), yang membuat mad'u merasa sedang mengikuti kehendaknya sendiri, ini merupakan letak pentingnya seorang da'i untuk belajar psikolog. Objek dakwah dan psikolog juga merupakan objek yang sama, yaitu manusia, yang membuat psikologi dakwah bisa dideskripsikan sebagai proses kegiatan dakwah yang menggunakan ilmu pengetahuan, dimana ilmu pengetahuan tersebut mempelajari kejiwaan manusia. Seperti, seseorang yang bisa mendapatkan ketenangan setelah ia berdzikir, seseorang yang bersabar setelah berpuasa seharian penuh, sesorang yang bersyukur dan bahagia setelah ia dapat membayarkan zakat.

Keaadaan psikologis mad'u harus bisa dipertahankan dan ditingkatkan melalui kegiatan dakwah, seperti rasa ketenangan, rasa syukur, dan rasa sabar. 

Sederhananya, Psikologi dakwah mengamati tingkah laku individu seorang da'i dan mad'unya, juga berupaya untuk menyimpulkan proses pemahaman dari sebab terjadinya suatu perilaku.

Penulis: Syamsul Yakin dan Azka Millati Putri, selaku Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline