Robohnya Pondok Pesantren Al- Ghoziny.
Miris melihat sikap pemerintah dalam menolong santri korban robohnya Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Ghoziny Sidoarjo, Jawa Timur. Wajar jika keluarga korban ingin memaksa masuk ke lokasi longsoran. Pondok Pesantren tiga lantai ini roboh pada tanggal 29 September 2025. Sudah ada 14 korban meninggal dunia dan seratus orang santri luka-luka. Lambat sekali penanganan pertolongan bagi korban yang tertimbun di bawah reruntuhan bangunan Ponpes. Tim SAR menyatakan pada tanggal 1 Oktober 2025 menyatakan bahwa sudah tidak ada kehidupan di bawah reruntuhan bangunan Ponpes. Setelah 5 hari roboh baru ada satu alat berat diturunkan untuk menolong para korban yang masih di bawah reruntuhan. Sungguh sebuah kelambatan pemerintah dalam menolong korban manusia, para santri yang jumlahnya sangat banyak.Mengapa lama sekali dan setelah terus jatuhnya korban meninggal dunia baru satu kata berat diturunkan. Sementara kalo kita saksikan di media massa jika ada rumah warga digusur la BB gaung hari itu juga ada banyak alat berat diturunkan. Mengapa untuk menolong manusia, para santri Ponpes Al-Ghoziny lambat sekali menurunkan alat berat dan itu baru satu hingga hari ini. Mengapa demikian lambat menolong para santri yang menjadi korban?
Jika kita lihat juga jumlah relawan atau petugas yang turun membantu menolong korban jumlahnya sangat sedikit. Kondisi ini menandakan bahwa minimnya perhatian bantuan kepada korban. Sementara beberapa hari ini saya menyaksikan betapa sibuknya pemerintah melakukan persiapan HUT TNI tanggal 5 Oktober besok. Terlihat semua anggota TNI diturunkan sejak beberapa hari lalu untuk latihan di Monas Jakarta. Terlihat juga diturunkan berbagai alat alusita TNI yang canggih turun ke Monas. Kalo saja semua anggota TNI yang latihan akan merayakan HUT TNI tanggal 5 Oktober 2024 besok serta semua alat berat milik TNI atau Pemerintah, maka korban akan sangat tertolong. Ayo para anggota polisi, TNI dan relawan masyarakat kita berikan pertolongan kepada para santri korban robohnya Pondok Pesantren Al-Ghoziny.
Jika ada perhatian dan gerak cepat dan dukungan pemerintah bisa jadi korban dapat diminimalisir. Minimnya dukungan dan perhatian pemerintah ini menandakan bahwa menolong para santri yang menjadi korban robohnya Pondok Pesantren Al-Ghoziny, bukan prioritas. Perhatian akan turun pada kegiatan menggusur rakyat atau juga ulang tahun TNI. Ayo segera turunkan relawan dan petugas serta alat berat untuk menolong para santri korban robohnya Pondok Pesantren Al-Ghoziny. Menolong nyawa manusia, satu orang sekalipun adalah prioritas dan harus segera.
Jakarta, 4 Oktober 2025
Dr. Azas Tigor Nainggolan, SH, MSi, MH.
Advokat di Jakarta.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI