Lihat ke Halaman Asli

Ayah Tuah

TERVERIFIKASI

Penikmat kata

Ini Bukan Rayuan Gombal

Diperbarui: 26 Agustus 2021   20:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Foto oleh ThuyHaBich/ Pixabay.com 

Telah banyak rasa manis kukecap, tapi itu hanya sampai di mulut. Sedang manis dirimu merasuk meresap, ciptakan kangen sedalam laut 

Seberapa gemuruh mobil balap di lintasan pacu, tapi tak segemuruh saat berharap jumpa dirimu 

Kata orang sinar matahari pagi menghangatkan, tapi bagiku senyum dan tatapan matamu lebih menghangatkan. Bahkan, aku takut kalau tiba-tiba matamu mengeluarkan api, membuat tidurku gelisah, panas-dingin, rindu tak berbalas bunyi

Kau tahu, menghadapi segala preman aku tak gentar. Namun, saat memegang jemarimu pertama kali aku begitu gemetar 

Apakah lautan api akan kuseberangi? Tidak. Tapi samudera kehidupan akan kuarungi. Bersamamu, juga buah cinta kita nanti. Sungguh!           

(Kugantungkan setangkai mawar, cokelat, dan sebukit rasa cintaku di dekat jendela kamarmu) 

***

Lebakwana, Agustus 2021 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline