Mungkin aku memang tak bisa menghitung angka, karena yang kulihat seperti jarum jam dinding yang berputar. Selalu kembali pada angka yang sama
"Angka kita tak pernah beranjak," katamu pada sebuah percakapan yang kering, pada suatu pagi saat cangkir kehilangan denting
Tak ada kopi yang harus diaduk, karena setiap hari dihadapkan pada mimpi-mimpi yang remuk
Barangkali juga aku tak bisa menyiasati waktu, kapan saatnya membunuh ragu, kapan pula menyembunyikan hati yang haru biru
"Aku bosan mendengar kata-kata yang sama," katamu lagi
Hari ini tak dibutuhkan kata-kata bijak. Kehangatan yang mendingin bukan karena pelukan yang membuat jarak, tapi rasa ingin yang tak pernah beranjak
***
Cilegon, Maret 2020