Sebelumnya: Misteri Alien: 5. Negeri Seribu Megalit
Perjalanan darat ke perkebunan Paman Miko tidak semenarik yang diharapkan anak-anak. Pemandangannya monoton dan jalannya sepi. Di tengah perjalanan, Faris berkata, "Tak kita berada di jalan dari Kayuangin." Dia bahkan tidak tertawa, karena teman-temannya sangat setuju dengannya sehingga itu tidak lucu.
Akhirnya, mereka keluar dari jalan utama dan mengambil jalan yang jauh lebih sepi menuju perkebunan Paman Miko. Setengah jam mereka sampai di gerbang perkebunan kakao di Leboni, tak jauh dari Pura Hindu Leboni dan Air Terjun Saluopa.
Jalan tanah menuju rumah Paman Miko sangat menegangkan. Faris berkata, "Nikmati roller-coaster versi Sulawesi!" katanya, melonjak-lonjak.
Kali ini semua orang tertawa, gembira akhirnya tiba di tujuan liburan mereka.
Kamar-kamar di rumah perkebunan sederhana tetapi bersih.
Ratri dan Gita berbagi kamar, dan keempat anak laki-laki itu bersama-sama dalam satu kamar, berbagi dua tempat tidur susun.
Gita berbaring di tempat tidurnya yang nyaman.
"Bisakah kamu bayangkan empat anak laki-laki dalam satu kamar?" tanyanya pada Ratri, yang terkekeh.
"Aku kita harus mengunjungi mereka nanti malam!" Gita menyeringai.