Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

Hikayat Banjir

Diperbarui: 25 Maret 2023   20:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://nautil.us/

Mulailah dengan air.

Tangkupkan di tanganmu. Kamu bisa merasakan kurangnya karakter air. Tidak memiliki tekstur, tidak memberi perlawanan. Sebagai substansi, namun kosong. Air tidak memiliki apa-apa pada dirinya sendiri. Air tidak bisa memberi, hanya meminjam.

Tapi air sangat penting.

Kamu harus selalu memulai dengan air.

Tuangkan air ke permukaan bahanmu. Sebagian akan terserap, dan menjadi bagian dari tanah. Sebagian akan menguap, dan menjadi bagian dari udara. Tetapi beberapa akan tetap menjadi air.

Lanjutkan dengan tanah.

Ambil tanah liatnya, dan letakkan di sana, di depanmu. Lihat bagaimana letaknya, dipisahkan dari permukaan bahan dengan lapisan tipis air. Tanah liat akan haus. Tanah liat selalu haus.

Ambil air lagi, dan biarkan menetes dengan hati-hati dari tanganmu. Tanah liat akan meminumnya.

Sekarang pekerjaanmu benar-benar dapat dimulai. Gali dengan jarimu ke dalam tanah liat. Tekan, remas, bentuk. Kendalikan. Jika perlu, tambahkan lebih banyak air, tetapi hanya beberapa tetes pada satu waktu.

Rasakan pemisahan antara licin dan kaku. Terlalu banyak air, akan membanjiri tanah liat. Jika ini terjadi, kamu harus membuang apa yang telah kamu buat, dan memulai dari awal lagi. Tetapi terlalu sedikit air, tanah liat akan tetap kaku  tak dapat ditempa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline