Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

Perempuan-Perempuan Troya

Diperbarui: 2 Februari 2023   10:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.theguardian.com

Fajar berjari api merah menari di atas bukit berbatu, para perempuan Troya mencuci pakaian dalam dan tunik prajurit Troya di sungai. Mereka menghapus perang dari serat wol dengan jari yang terlatih.

Para perempuan Troy mendapat julukan yang menghina dari Penyair Hebat dalam eposnya. Menangis dan meratap, para perempuan Troy mencuci. Ratapan dan tangisan yang menyedihkan. Tetap saja para perempuan Troy mencuci pakaian dalam dan tunik para prajurit di sungai.

Dari istana lamat-lamat terdengar tangisan dan ratapan. Ratu Hecuba. Andromache. Cassandra..Para Perempuan Troy--Helen yang berambut ikal keemasan cantik-- yang bukan berasal dari Troy, namun menentukan nasib kota ini untuk selama-lamanya. Tak satu pun dari wanita itu yang pernah mencuci pakaian dalam dan tunik pria yang berperang. Perempuan-perempuan ini akan terdengar menangis dari benteng tinggi Troya, memohon kepada dewa dan musuh untuk menyelamatkan sanak saudara mereka. Di bawah, di mana permohonan yang gagal jatuh ke tanah yang haus darah dan lapar jiwa, para perempuan Troy mencuci pakaian dalam dan tunik para prajurit di sungai.

Lelaki Troya yang seperti dewa membiarkan kota itu runtuh ke bumi. Keindahan kerajaan dipilah di kamp-kamp Yunani, sebagian besar dikirim ke kapal. Orang-orang Yunani memperebutkan rampasan perang seperti anjing-anjing gila yang mengerkah sisa-sisa daging dari bangkai kuda kudis yang dulu sangat berharga.

Kini para perempuan Troya yang tidak disebutkan namanya sedang mencuci pakaian dalam dan tunik prajurit Yunani di sungai, meratap dan bertanya-tanya: bertanya-tanya apakah mereka akan lebih baik berperang daripada kaum pria mereka. Bertanya-tanya mengapa mereka masih mencuci dan tidak dikirim ke kapal.

Apakah karena darah dan tanah terpisahkan oleh patriarki, menetes keluar dari sungai, menangis ke laut merah anggur?

Bandung, 2 Februari 2023




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline