Lihat ke Halaman Asli

Kota Ini Tidak Memiliki Alfamart dan Indomaret di Tempatnya

Diperbarui: 17 Desember 2022   10:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: suarabisnis.com


Siapa sih yang tidak mengenal Alfamart dan Indomaret. Ya kedua gerai ini sangat sukses dalam menggaet pasarnya di Indonesia dan sudah tersebar dimana-mana. Tercatat Indomaret menjadi retail dengan gerai terbanyak di Indonesia pada 2021, dengan jumlah mencapai 19.133 unit dengan nilai penjualan sebesar US$6,2 milliar. Disusul Alfamart yang memiliki 16.060 gerai dengan nilai penjualan sebesar US$5,44 miliar . 

Alfamart dan Indomaret sudah menjadi kebutuhan masyarakat dalam berbelanja, mulai dari pulsa,makanan pokok, susu anak ataupun hanya sekedar membeli cemilan, jargonan khas yang diucapkan pegawainya "selamat datang di Indomaret atau Alfamart, selamat berbelanja." Ditambah tempat yang nyaman membuat masyarakat sangat betah berbelanja disini, walalupun ada beberapa produk yang harganya lebih mahal dibandingkan toko-toko tradisional pada umumnya.

Tapi tahukah kalian, ada kota yang tidak memiliki Alfamart Ataupun Indomaret. Ya betul sekali Kota Padang, Sumatera Barat. Dilansir dari beberapa sumber Kota Padang bukannya tidak bisa memiliki Indomaret ataupun Alfamart ataupun karena tidak ada yang tertarik dari franchise gerai tersebut, tetapi karena adanya larangan dari Pemerintah setempat yang memang melarang berdirinya kedua gerai ini. Bukannya Alfamart dan Indomaret sukses menjadi pionir percontohan toko kelontong dan berhasil membuka ribuan lapangan pekerjaan.

Mengutip dari beberapa sumber, ada beberapa alasan tidak diizinkannya Alfamart dan Indomaret untuk beroperasional di kota Padang, Sumatera barat

Memang betul kedua gerai ini  telah membuka ribuan lapangan pekerjaan, tercatat pada tahun 2022 karyawan Alfamart mencapai 120.000 karyawan yang tersebar diseluruh Indonesia. Menyusul karyawan Grup Indomaret sudah mencapai  170.000 dan akan terus bertambah dalam berbagai jenjang karir.

Akan tetapi  pemerintah setempat melihat dalam jangka panjang dikhawatirkan masyarakat akan lebih tertarik berbelanja kebutuhannya di gerai tersebut, dari pada berbelanja ke toko kelontong masyarakat setempat. 

Ditakutkan ekonomi daerah yang lesu dan menyebabkan warga setempat yang menggantungkan mata pencahariannya kepada usaha toko kelontong mengalami kebangkrutan sampai gulung tikar

  • Memberikan kesempatan kepada pengusaha lokal untuk mengambil kesempatan ini.

Hal ini selaras dengan apa yang dikatakan Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy. Beliau menuturkan sebagai upaya melindungi Usaha Kecil Menengah (UKM) dan pengusaha lokal. Audy menambahkan, kebijakan ini mendapatkan respon positif dari berbagai kalangan di luar Sumbar.

Lalu apakah kebijakan ini sudah tepat? Ada sebuah jurnal menarik yang menyebutkan kehadiran Indomaret dan Alfamart di Batam sejak tahun 2014 yang memberikan dampak melemahkan toko tradisonal yang menjual bahan pokok atau kebutuhan sehari-hari. 

Bagi  toko tersebut Khususnya di  area  menuju  kawasan  wisata  Barelang  dan  kawasan wisata Simpang Base Camp menuju Marina, harus mengambil keputusan menutup kiosnya dan bubar, dan mengambil keputusan untuk mundur  dari  pasaran. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline