Lihat ke Halaman Asli

Atikah Salsabila

Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Umbul Kapilaler dan Sigedhang: Surga Air Jernih di Klaten

Diperbarui: 23 Juni 2025   15:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Umbul Kapilaler (Dokumentasi Pribadi)

Umbul Sigedhang (Dokumentasi Pribadi)

Klaten, Jawa Tengah - Klaten terkenal dengan banyaknya mata air alami, atau "umbul", yang tersebar di seluruh kota.  Dua nama yang mulai menarik perhatian wisatawan lokal adalah Umbul Kapilaler dan Umbul Sigedhang dari banyak umbul yang populer.  Kedua lokasi ini terletak di Kecamatan Tulung dan menawarkan keindahan alam yang asri, air yang jernih, dan suasana tenang yang ideal untuk menghilangkan stres kota.

Umbul Kapilaler: Sejuk dan Sarat Sejarah

Terletak di Dukuh Ponggok, Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Umbul Kapilaler adalah tempat yang indah dengan sejarah yang menarik.  Mata air ini unik karena berada di tengah wilayah rindang dengan pepohonan tua yang memberikan suasana sejuk dan tenang.  Diyakini memiliki aura spiritual tertentu karena Umbul Kapilaler dulunya merupakan tempat pemandian putri-putri keraton.
Air kebiruan dan jernih membuat pengunjung betah berlama-lama.  Kapilaler tetap alami, menarik pecinta ketenangan dan fotografi alam, berbeda dengan umbul wisata modern yang penuh dengan wahana buatan.

Wisatawan asal Bogor, Vanesha (21) berkata, "Saya lebih suka tempat yang tenang seperti ini. Airnya dingin dan bersih, bikin badan segar lagi.

Meski belum dikembangkan secara besar-besaran, Umbul Kapilaler tetap memiliki fasilitas dasar seperti tempat duduk, kamar ganti, dan area parkir. Harga tiket masuknya pun masih sangat terjangkau, berkisar Rp5.000--Rp10.000 per orang. 

Umbul Sigedhang: Alam, Mitos, dan Mata Air Legendaris 

Salah satu umbul tertua di daerah itu adalah Umbul Sigedhang, yang terletak sampingan dari Kapilaler.  Meskipun air di tempat ini tidak benar-benar panas, nama "Sigedhang" berasal dari bahasa Jawa dan berarti "air yang mendidih."  Dipercaya bahwa istilah tersebut berasal dari legenda bahwa mata air ini muncul dari letusan kecil tanah yang disebabkan oleh kekuatan alam atau spiritual.

Umbul ini memiliki kedalaman yang beragam dan digunakan oleh penduduk setempat untuk mandi, mencuci, dan bahkan mengairi sawah.  Daya tariknya terletak pada kejernihan airnya.  Beberapa penduduk lokal tetap menggunakan tempat ini sebagai tempat ritual pembersihan desa atau "rasulan" setiap tahun.  Wisatawan yang datang biasanya menikmati berenang sambil melihat aktivitas warga lokal yang masih hidup selaras dengan alam.

Potensi Wisata dan Pelestarian 

Kedua umbul ini menunjukkan potensi besar sebagai destinasi ekowisata dan wisata budaya, dengan daya tarik berupa kelestarian alam, nilai sejarah, dan kearifan lokal. Namun, masih dibutuhkan perhatian dari pemerintah daerah maupun pihak swasta dalam hal pengelolaan yang berkelanjutan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline