Lihat ke Halaman Asli

Catatan_98

Mahasiswa

Mitos Aceh

Diperbarui: 6 Mei 2020   09:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

WANITA DAN KUNTILANAK 

MITOS DI ACEH

Fonomena wanita dan kuntilanak di Aceh. Hal ini menjadi hal yang akan di bahas secara terus menerus yang menjadi perbincangan hangat disetiap musim yang silih berganti. Mitos tersebut seakan terbayang sesosok perempuan yang telah menjelma menjadi makhluk halus. 

Perbincanagan kuntilanak yang dianggap orang Aceh sebagai hantu yang berasal dari perempuan yang meninggal akibat persalinan ketika melahirkan anaknya ataupun bayinya yang belum sempat dilahirkan. 

Penampakkan kuntilanak ini biasanya ditemui pada malam hari dalam wujud sesosok tubuh yang terbungkus kain putih atau nama dengan sebutan  masyarakat Aceh "burung punjot".

Kuntilanak berasal dari perempuan yang sudah meninggal karena melahirkan dan lupa melepaskan tali pengikat kafannya ketika hendak di tutup kuburnya. Dalam ungkapan(Rusdi Sufi, 1998). 

Disamping itu, ada juga mitos yang berkembang di Aceh yang tidak terlepas dari kaum perempuan, mitos yang sering disebut Burong Tujoh misalnya. Sebutan burong tujoh selalu saja digambarkan berbentuk dalam wujud perempuan dengan sebuah lubang besar di punggungnya, sekilas kalau kita bayangkan tidak beda jauh dengan bentuk kuntilanak, konon dalam sejarahnya makhluk halus tersebut hidupnya tidak terlalu bersih dan benar dan mengalami ajal kematiannya yang dianggap tidak wajar. 

Burung tujoh yang diakui keberadannya oleh sebagian orang yang berbentuk mayat hidup terbungkus kain kafan. Bila ia berjlan kakinya di menginjak ke tanah. 

Suaranya terdengar seperti suara burung yang perempuan menangis sedih bersenandung irama yang begitu menyengat ketika di dengar (di aceh suara itu dikenal dengan suara bunyi "me 'i-'i'', yang menagis tersendu sendu senda) sesuai dengan suasana dan waktu ia berperan (Husainy Isma'il, 1978).

Perkembangan mitos ini berkembang dengan begitu cepatnya dikalangan masyarakat Aceh, seirng dengan perkembangan mitos ini lama kelamaan seolah pudar ditelan era globalisasi, mereka tidak mempercayai adanya mitos kuntilanak dan burung tujoh terebut, anggapan mereka saat ini hal mitos ini halyang tidak masuk akal dan bersifat takhayyul kalau dilihat keberadaan yang sebenarnya. 

Akan tetapi, tidak berlaku terhadap masyarakat yang tinggal di daerah pendalaman yang jauh dari kota serta yang jauh dari perkembangan moderen yang tetap meyakini mitos ini. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline