Lihat ke Halaman Asli

Arsyad Maulana

Peneliti dan mahasiswa Ph.D di UST, Korea Selatan

[:\\jalur mobius]

Diperbarui: 8 Maret 2024   08:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by Anton Atanasov at pexels.com 

Kebahagiaan yang harus dibayar dengan penderitaan tidaklah berarti. Qiana tidak pernah memandang eksistensinya sebagai satu individu yang utuh, melainkan bagian dari multi-eksistensi yang menyusun sistem semesta. Harga yang dibayar atas kehidupannya haruslah setimpal. Demi mempertanggungjawabkan kehidupannya, ia terus berjalan di permukaan jalur Mobius untuk menyebarkan kebahagiaan.

.

Eksistensi bebas hanya bisa ada saat eksistensi lain tak bebas; sisi damai dunia hanya bisa tercapai saat sisi lain bergejolak; dan kebahagiaan hanya dapat tercipta dari penderitaan. Dua sisi dunia selalu setimbang dan tak tercampurkan. Namun, premis keadilan semesta melahirkan asas kausalitas yang mendorong Qiana untuk terus menyusuri sisi-sisi gelap dan membagikan cahayanya. Titik akhir dari perjalanannya di jalur Mobius hanya ada di dimensi imajiner. Setidaknya, demikianlah ia mempertanggungjawabkan kehidupannya yang penuh berkah.

.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline