Lihat ke Halaman Asli

ARIF ROHMAN SALEH

TERVERIFIKASI

SSM

Cerpen: Sarung Kumal Mbah Suro Ugal

Diperbarui: 10 Mei 2021   21:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi jalan rimbun nan sepi. Sumber: Darwis Alwan on Pixabay.com

Senja setengah mengintip mayapada. Sinarnya menandakan kantuk. Semburat jingga nan memesona sedang melakonkan perindu pada pembaringan.

Orang-orang bergegas berbuka puasa. Menikmati aneka hidangan di tempat-tempat mewah. Mereguk kesederhaan di tempat-tempat terpinggirkan.

Jalan raya masih menyisakan sekelumit raungan. Jalan-jalan tikus menyisakan kenangan pemburu rindu kampung halaman. Sedangkan gang-gang sempit menandingi kuburan.

Di surau sebuah desa terpencil, lima orang laki-laki berjamaah salat Maghrib. Menuntaskan tambahan tabungan amal perbuatan penutup pekan.

"Pakde, boleh nanya nggak?"

"Nanya apa, Fha?"

"Ehmmm, nanti aja dach di rumah, setelah berbuka puasa."

Mbah Wiro hanya mengangguk. Mempercepat langkah menuju rumah yang sudah terlihat di depan mata. Arfha mengimbangi langkah Mbah Wiro tanpa lagi memuntahkan kata-kata.

***

"Fha, sini ngobrol di teras!" Panggil Mbah Wiro.

Arfha segera beranjak ke teras. Meninggalkan istri Mbah Wiro di ruang tengah yang merapikan meja makan. Hampir tiap mudik hari raya, Arfha mampir ke rumah Mbah Wiro, adik kandung ayahnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline