Lihat ke Halaman Asli

Arnold Adoe

TERVERIFIKASI

Tukang Kayu Setengah Hati

Harapan Italia pada Roberto Mancini

Diperbarui: 16 Mei 2018   00:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mancini resmi melatih Italia I Gambar : Peninsulaqatar

Rasa malu sudah mulai mengendap tetapi hati pendukung timnas Italia pastinya akan teriris-iris pada Juni nanti ketika berlangsung perhelatan Piala Dunia 2018 di Rusia. Sakit hati pasti terasa saat pendukung Azzuri melihat panggung pesta sepak bola terbesar di jagat raya ini berlangsung tanpa Italia.

Kenyataan yang terpaksa harus dihadapi setelah lebih 60 tahun Azzuri tak pernah absen. Kenyataan yang membuka mata Federasi Sepak bola Italia, FIGC, untuk membuka mata lebar-lebar bahwa Italia harus lebih berhati-hati untuk memilih pelatih, tidak lekas merasa superior sehingga yakin dengan kemampuan pelatih semenjana dalam diri Giacomo Ventura. Hasilnya, gagal total, Italia gagal lolos ke Piala Dunia 2018.

Setelah lama menunggu, terlibat di dalam diskusi dan seleksi panjang, akhirnya FIGC secara resmi menunjuk Roberto Mancini sebagai pelatih timnas Italia yang baru. Di tengah senyuman Mancini ketika berfoto bersama para petinggi FIGC, publik sepak bola tahu bahwa besar harapan Italia pada Mancini. Harapan yang akan membuat pria berusia 53 tahun ini harus bekerja dan berpikir keras untuk menggapainya.

Apa harapan bagi mantan pelatih Manchester City, Inter Milan dan Zenit Petersburg ini?

Jika dilihat dari tuntutan prestasi dan jangka waktu dari kontrak yang ditandatangani oleh Mancini sampai 2020, maka target jangka pendek bagi Mancini sekaligus harapannya adalah sukses di Piala Eropa 2020, "hanya" dua tahun dari sekarang.

Tentu bukanlah hal yang mudah mewujudkannya karena kalau mau jujur persoalan sehingga Italia tak lolos ke Piala Dunia bukan semata-mata karena kualitas pelatih Giacoma Ventura yang memang bukan pelatih bermental juara, tetapi juga karena persoalan lain yang perlu membutuhkan perhatian.

Persoalan lain yang dimaksud itu adalah transisi yang kurang mulus dari generasi Buffon, Barzagli, Chiellini, De Rossi ke generasinya Ciro Immobille, Romagnoli, Rugani dan Donnaruma. Timnas Italia masih belum dapat mewujudkan agar karakter dan mental para pemain senior yang sedikit lagi akan habis itu menular ke pemain yang lebih yunior.

Pelatih Italia sebelumnya, Giacomo Ventura, jelas sulit melakukannya, karena Ventura bukanlah pelatih yang bermental juara, akan tidak seimbang dengan skuad yang mayoritas masih diisi pemain mental pemenang. Hal ini terlambat disadari oleh FIGC yang akhirnya disadarkan kembali dan kali ini seperti percaya bahwa Mancini lah sosok yang dapat mewujudkannya.

Jika ditanya, apakah Mancini bermental juara?. Jawabannya, iya. Mancini pernah melatih melatih Inter Milan dan membawa klub ini juara Serie A. Prestasi lebih hebat adalah ketika Mancini menangani klub Liga Inggris, Manchester City, pada musim kompetisi 2011-2012 dan mampu mengantarkan The Citizens menjuarai Liga Inggris. Sebagai catatan, sebelumnya City tak pernah juara dalam kurun waktu hingga 44 tahun.

Modal ini dirasakan akan mampu menghentak kembali mental juara itu agar kembali muncul serta dapat menularkannya kepada anak-anak muda penghuni Azzuri. Sebenarnya Mancini sedikit dimudahkan karena masih ada beberapa pemain senior pewaris mental juara itu yang masih terpakai dan dapat membantunya, seperti Chiellini dan Bonnuci.

Malahan sebenarnya Mancini harusnya ditantang bukan sekedar membuat transisi dimaksud berjalan mulus, tetapi lebih daripada itu, Mancini perlu ditantang untuk segera membentuk generasi baru yang akan membuat Italia berjaya di masa mendatang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline