Lihat ke Halaman Asli

Arnold Mamesah

TERVERIFIKASI

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Godaan Pasar Global

Diperbarui: 24 Agustus 2017   17:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Shutterstock

Trend surplus perdagangan Indonesia pada 2015- 2016 dan paruh pertama 2017 menggoda untuk mendapatkan dorongan pertumbuhan dari perdagangan. Kondisi tersebut tergambar juga dari trend surplus perdagangan seperti pada Peraga-1.

Peraga-1 : Trend Surplus Perdagangan Indonesia - Triwulanan

Indonesia Quarterly Trade Balance - koleksi Arnold M.

Sumber informasi : Bank Indonesia - SDDS (dengan pengolahan)

Dalam masa 2015 hingga Triwulan-2 2017, kecenderungan (trend) surplus perdagangan meningkat (garis putus merah).

Sementara gambaran indeks harga komoditas diberikan pada peraga berikut ini.

Peraga-2 : Indeks harga komoditas (energi dan non energi)

Sumber informasi : IMF Commodity Price Index (dengan pengolahan)

Berdasarkan gambaran 10 tahun terakhir, sejak pra Krisis Finansial 2008 hingga Triwulan-2 2017, kecenderungan indeks harga komoditas (energi dan non energi) turun; dengan indeks energi turun lebih dalam. Kecenderungan penurunan harga ini akan berdampak pada penerimaan negara yang mengandalkan komoditas (energi dan non energi) serta menimbulkan kondisi berlebihan (excessiveness atau over supply). Negara produsen komoditas akan berusaha meningkatkan produksi dengan untuk meningkatkan penerimaan; berdampak pada perang harga atau melakukan "manipulasi nilai tukar mata uang" dengan berbagai cara (currency war). Sejalan dengan kecederungan pertumbuhan ekonomi global yang masih tertekan, sulit berharap terjadi peningkatan permintaan (demand); dan kembali muncul tekanan pada harga komoditas.

Pada sisi lain, kinerja mata uang Rupiah dalam 24 (dua puluh empat) bulan terakhir gambarannya diberikan pada peraga berikut.

Peraga-3 : Kinerja Mata Uang Berdasarkan BIS Real Effective Exchange Rate Index

ASEAN and US Currency Performance - koleksi Arnold M.

Sumber informasi : Bank for International Settlement (BIS - REER Index, dengan pengolahan)

Peraga-3 menunjukkan bahwa dalam 24 bulan terakhir nilai tukar Rupiah berdasarkan Real Effective Exchange Rate Index kecenderungannya naik; sementara Dolar Amerika (USD) dan mata uang ASEAN lainnya (Ringgit Malaysia, Peso Filipina, Dolar Singapore, Baht Thailand) turun. Selayaknya dengan kondisi surplus perdagangan, inflasi terkendali, dan peningkatan aliran dana masuk investasi portofolio, nilai tukar nominal tukar nominal akan terapresiasi (naik). Tetapi (mungkin) dengan pertimbangan kondisi global dan perdagangan, Bank Indonesia memilih untuk mempertahankan stabilitas nilai tukar nominal USD 1 pada rentang IDR 13.300 - 13.400.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline