Lihat ke Halaman Asli

Arman Syarif

Pencinta kopi dan sunyi

Puisi | Kepedulian Telah Mati

Diperbarui: 21 April 2019   12:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sanneng namanya, nenek tua renta. Setiap hari duduk termenung di tepi jalan bersama perut laparnya.

Kerutan wajah melintang. Menelan liur, menghirup debu, matahari di atas kepala mengaburkan penglihatannya.

Sesekali ia melangkah terhuyung, sarung usang mendekap. Di tepi aspal berlubang, mobil mewah meludahi wajahnya.

Di sini, kepedulian telah mati. Khotbah agama tak menyentuh. Para dai dibungkam amplop.

Tak usah tanya politisi di sini, terang benderang, Sanneng terlantar. Pemihakan berhenti di kotak bisu. Deret kebijakan raib di udara.

Tak usah tanya kelas terpelajar, protesnya hanya di kota. Tak usah tanya anak cucunya, tunggu saja malaikat datang.

(Catatan langit)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline