Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kepedulian Telah Mati

21 April 2019   12:18 Diperbarui: 21 April 2019   12:27 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sanneng namanya, nenek tua renta. Setiap hari duduk termenung di tepi jalan bersama perut laparnya.

Kerutan wajah melintang. Menelan liur, menghirup debu, matahari di atas kepala mengaburkan penglihatannya.

Sesekali ia melangkah terhuyung, sarung usang mendekap. Di tepi aspal berlubang, mobil mewah meludahi wajahnya.

Di sini, kepedulian telah mati. Khotbah agama tak menyentuh. Para dai dibungkam amplop.

Tak usah tanya politisi di sini, terang benderang, Sanneng terlantar. Pemihakan berhenti di kotak bisu. Deret kebijakan raib di udara.

Tak usah tanya kelas terpelajar, protesnya hanya di kota. Tak usah tanya anak cucunya, tunggu saja malaikat datang.

(Catatan langit)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun