Lihat ke Halaman Asli

Ario Aldi L

Mahasiswa

Fia Kaum Moderat

Diperbarui: 2 Juli 2019   12:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Doaku terbaik untukmu, bukan karena ada maksud ingin mengungguli ibumu. Sebagai orang lain mungkin bisa dikategorikan terbaik. 

Saat masih muda pikiran-pikiran kita selalu di arahkan ke hal-hal yang sederhana, tidak berbelit-belit menghantam ubun-ubun kepala. Pikiran kita selalu sederhana, tidak peduli keadaan apa yang akan datang. Kita akan selalu menanti, tidak berdiri untuk sebuah kesombongan. Hanya menghargai dan ingin dihargai, bocah!

Nasibmu kini tak lagi sama, hanya gundah gulana yang kau pilih menemani setiap sudut kesunyianmu. 

Rokok kretek tak lupa kau kantongi, Fia identik dengan gaya berpakaianmu yang tak aneh-aneh, tapi selalu membuatmu nyaman. Tas selempang rajutan ibumu juga terlihat seperti masih baru, meskipun sudah berumur setengah dari usiamu. Kau muda akan selalu muda, dengan pikiranmu yang menenangkan sekitar.

Fia, menjadi asa ketika yang lain berusaha menjadi orang yang diinginkan. Sementara Fia tidak, ia hanya ingin menjadi dirinya sendiri. Persetan dengan tuntutan sistem yang membunuh karakter, dia hidup abadi.

Akan selalu lahir generasi baru yang membawa semangat sepertinya. Bukan kaleng-kaleng familiarnya sekarang weuuu!

"Siapa lagi yang akan menyuarakan aspirasi diri, kalau bukan dirinya sendiri? Tidak jangan bermaksud ingin menyampaikan aspirasimu lewat orang lain, sekarang lagi edan! Pelintir sana sini!"

Kata-kata dari Fia, yakin mujarab.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline