"Saya beberapa kali mencoba langsung ikan laut goreng dan sop kepala ikan-nya. Cita rasanya memang luar biasa... Begitu autentik ! Apalagi lokasinya berdekatan dengan pantai." -- Sandiaga Uno.
Pernyataan menteri pariwisata dan ekonomi kreatif di akun Instagramnya @sandiuno (26/6/2023) itu, membuat saya penasaran. Betapa tidak, saya kerap bertandang ke Bali, nama warung makan itu hanya kerap terdengar tetapi tidak juga saya "satroni".
Bersama Rektor Institut Komunikasi dan Bisnis London School of Public Relations (LSPR) Dr. Andre Iksano beserta beberapa pengajar senior di LSPR seperti Giselle Sedra Buot dan Benny Butarbutar serta tim manajemen LSPR Kampus Jakarta dan Bali seperti Jasa Buana Adji, M. Thoriq, dan Gek Tri kami mencoba "peruntungan" berburu kuliner legendaris Bali tersebut.
Antrean membludak menunggu meja yang kosong di Warung Makan Mak Beng Sanur (foto : Ari Junaedi)
Wajah "Harap-Harap Cemas" atau H2C menunggu giliran mendapat panggilan di Warung Makan Mak Beng Sanur (foto : Benny Butarbutar)
Warung Makan Mak Beng yang berlokasi di Jalan Hang Tuah, Sanur Bali didirikan di tahun 1941 oleh pasangan Ni Ketut Tjuki atau yang lebih akrab disapa dengan Mak Beng dengan sang suami I Putu Gede Wirya atau Nyoo Tik Gwan.
Salah satu sudut Warung Makan Mak Beng Sanur yang didirikan tahun 1941 (foto : Ari Junaedi)
Keistimewaan dari menu masakan Warung Makan Mak Beng tersebut rupanya terletak pada citarasa satu menu masakan yakni : ikan ! Betul, menu yang disajikan di Mak Beng hanya satu menu ikan yang digoreng dan dikuah. Tidak ada menu lain selain ikan yang digoreng dan dikuah. Harga sepaket nasi, kuah ikan dan ikan goreng dibanderol harga Rp 55 ribu. Untuk minuman, terserah pilihan pengunjung. Ada es teh, es jeruk atau munuman khas temulawak.
Untuk soal rasa, masakan ikan yang diolah kuah dan goreng memang harus diakui jawaranya. Saya kerap berkeliling Nusantara, entah ke ujung Sumatera hingga pesisir Lampung, dari barat Kalimantan hingga utara, timur dan selatan, atau dari Papua, Maluku, pelosok Jawa dan Madura serta Nusatenggara namun ikan "besutan" Mak Beng sungguh membuat "dengkul bergetar".
Sop ikan Mak Beng yang berkuah memiliki rasa segar, asam dan pedas (foto : Ari Junaedi)
Sup ikan khas Warung Makan Mak Beng ini memiliki cita rasa yang segar "konyos-konyos" , sedikit asam, dan terasa pedas. Di dalam kuah juga tersaji campuran belimbing wuluh dan timun yang dipadukan dengan sempurna.