Lihat ke Halaman Asli

Via Vallen, Pantaskah Nyanyi di Asian Games 2018?

Diperbarui: 2 November 2019   12:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dangdut is the music of my country, lalu mengapa penyanyi dangdut Via Vallen dipertanyakan ketika membawakan lagu tema Asian Games 2018?

Banyak yang mencibir Via Vallen dianggap kurang pantas membawakan theme song event  olahraga empat tahunan terbesar di Asia itu. Banyak yang membandingkan dengan Agnez Monica dimana lebih international hits dan nge-pop. 

Bullying warganet mengalir deras ditujukan pada dara asli kota Sidoarjo ini. Jadi ada logika, ini kan acara Internasional, jadi untuk yang mewakili Indonesia harus artis internasional juga dong. Well, ga ada salahnya juga kalau pun Agnes Monica yang jadi. Tapi muncul stereotip bahwa dangdut, tepatnya artis dangdut, kurang pantas mewakili Indonesia di Asian Games ke 18 kali ini.

Ga fair juga, hanya karena genre dangdut yang lebih populer di masyarakat menengah ke bawah akhirnya dinilai tak layak. Via Vallen yang sedang naik daun karena lagu "Sayang", didapuk sebagai penyanyi dangdut yang berkesempatan membawakan official theme song Asian Games 18th.  Lagu yang bertajuk "Meraih Bintang" saat tulisan ini dibuat, telah meraih 17 juta viewer di YouTube.

Dibeberapa kesempatan, Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, juga ketua INASCOG Erick Tohir menjelaskan bahwa penunjukan Via bukan tanpa alasan. Pemilihan tersebut sudah berdasarkan riset bersama Persatuan Radio Indonesia,  memilih lagu yang mudah diingat serta genre yang populer di Indonesia. Selain itu, momen Asian Games ini bukan hanya perhelatan kompetisi olahraga, tetapi juga event promosi budaya.

Semestinya kita sebagai masyarakat Indonesia harus bangga, genre Dangdut yang khas budaya Indonesia juga terhadap penyanyinya. Saat ini juga menjadi momentum untuk  meng-internasionalisasi-kan Genre Dangdut. Mewakili Indonesia dalam penyelenggaraan Asian Games  2018 Jakarta-Palembang.

Identitas nasional terhadap apa yang disebut nasionalisme memiliki ikatan yang erat. Kekuatan yang dapat menyatukan masyarakat-bangsa untuk memperjuangkan identitas nasional mereka. Dalam bentuk nyata, Nasionalisme bukan hanya bicara tentang batas geografis namun juga mencakup karakteristik khusus yang menjadi jati diri bangsa seperti kebudayaan.

Uniknya, pada era modern sekarang ini budaya menjadi alat politik suatu negara untuk mengukuhkan eksistensi nya dalam ranah global. Contoh paling sempurna dapat kita jumpai pada K-Pop kultur yang diinisiasi Pemerintah Korea Selatan. 

Korean wave berangsur mempengaruhi banyak negara, bukan hanya di Asia namun juga seluruh dunia. Pemerintah Korsel mendukung industri musik K-Pop secara konkret dengan menciptakan ekosistem kreatif seperti, menjadikan distrik Gangnam di Seoul sebagai basis produksi musik K-Pop itu sendiri. Melalui pop culture dengan tarian serta musik elektronik yang familiar atau digemari dunia internasional.

Pemerintah Indonesia selama ini terlalu terpaku pada musik tradisional, gamelan, angklung dan sejenisnya dalam melakukan diplomasi kebudayaan nya. Nah, agaknya pemerintah mulai dewasa menyikapi perubahan global bahwa butuh lebih dari sekedar nada ritmis yang eksotis saja untuk memperkenalkan pada dunia dengan kekayaan budaya yang kita miliki.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline