Lihat ke Halaman Asli

Arifah maali Husna

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Makna dari Surah Al-Jinn dalam Kitab Tafsir Jalalain: Pondok Pesantren Darul Akhyar Depok

Diperbarui: 11 Oktober 2025   15:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pondok Pesantren Darul Akhyar (Sumber: Kresna Eka Raharja Google Pondok Pesantren Darul Akhyar)

Kajian rutin pagi hari yang dilaksanakan pada Pondok Pesantren Darul Akhyar di kota Depok, Sabtu 4/10/2025. Kajian yang dipimpin oleh Dr. K.H. Syamsul Yaqin, M.A pemilik dari Pondok Pesantren Darul Akhyar sekaligus dosen “Sejarah Peradaban Islam” di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Kajian ini selain dihadiri oleh masyarakat sekitar Pondok Pesantren serta santri, Dr. K.H Syamsul Yaqin juga turut mengundang mahasiswa yang beliau ampu untuk hadir dalam kajian rutin yang beliau selenggarakan setiap hari Sabtu.


Pada kajian yang saya hadiri beliau membahas mengenai Surah Al-Jinn ayat 13-14 dalam Kitab Tafsir Jalalain, beliau menguraikan makna dari potongan ayat Surah Al-Jinn.

Surah Al-Jinn ayat 13:
وَأَنَّا لَمَّا سَمِعْنَا ٱلْهُدَىٰٓ ءَامَنَّا بِهِۦ ۖ فَمَن يُؤْمِنۢ بِرَبِّهِۦ فَلَا يَخَافُ بَخْسًا وَلَا رَهَقًا
Artinya: Dan sesungguhnya kami tatkala mendengar petunjuk (Al Quran), kami beriman kepadanya. Barangsiapa beriman kepada Tuhannya, maka ia tidak takut akan pengurangan pahala dan tidak (takut pula) akan penambahan dosa dan kesalahan.


Dr. K.H Syamsul Yakin menyampaikan pada kajiannya bahwa “Pada saat Jin mendengarkan Al-Quran ia (Jin) sangat bangga maka aneh jika kita (manusia) ketika mendengarkan Al-Quran biasa biasa saja.  

1. Tafsir Al-Jalalain menjelaskan pada surah Al-Jinn ayat 13 ini:
(Dan sesungguhnya kami tatkala mendengar petunjuk) yakni Alquran  kami beriman kepadanya. Barang siapa beriman kepada Rabbnya, maka ia tidak usah takut) sesudah lafal yakhaafu diperkirakan adanya lafal huwa (akan kekurangan) pengurangan pahala kebaikannya (dan tidak pula takut akan dizalimi) diperlakukan secara zalim, yaitu dengan penambahan kesalahan dan dosanya.

Pada potongan makna ayat (Dan sesungguhnya kami mendengar Al-Quran) kami beriman kepadanya, pernyataan surah Al- Jin barangsiapa yang beriman pada Tuhan nya mana tak perlu takut, takut yang dimaksud ialah tidak perlu takut kekurangan kebaikannya, tidak perlu takut rugi jika kebaikannya tidak terhitung. Jadi orang yang beriman pada Allah SWT tidak perlu takut jika kebaikannya tidak terhitung. Yang sedang dilakukan pada pagi hari (saat kajian) ialah berniaga oleh Allah SWT perniagaan yang tidak akan rugi, ucap Dr. K.H Syamsul Yakin.

Kajian di Pondok Pesantren Darul Akhyar (Sumber: Pribadi)


Surah Al-Jinn ayat 14:
وَّاَنَّا مِنَّا الْمُسْلِمُوْنَ وَمِنَّا الْقٰسِطُوْنَۗ فَمَنْ اَسْلَمَ فَاُولٰۤىِٕكَ تَحَرَّوْا رَشَدًا
Artinya: Sesungguhnya di antara kami ada yang muslim dan ada (pula) yang menyimpang dari kebenaran. Siapa yang (memeluk) Islam telah memilih jalan yang benar.


2. Tafsir Al-Jalalain menjelaskan pada surah Al-Jinn ayat 14 ini:

(Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang taat dan ada pula orang-orang yang menyimpang dari kebenaran) yakni melewati batas disebabkan kekafiran mereka. (Barang siapa yang taat, maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan petunjuk) atau menuju ke jalan hidayah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline