Lihat ke Halaman Asli

@Arie

Orang biasa yang mau berfikir luar biasa. that is

Aku Harus Merantau (Episode 20)

Diperbarui: 9 Oktober 2019   20:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image : pixabay.com

TRUE Story : Dari Kisah, Kusujudkan Cintaku di mesjid Sultan

Bab.VI.hal.2  #, Keputusan untuk  merantau

Sekitar tahun Sembilan puluhan, ada teman ku yang sejak lama suka merantau. Dia datang dari perantauan nya guna menjenguk ibu nya di kampung yang tidak berapa jauh dari kampung ku.  Dia menawari aku untuk ikut dengannya, ke daerah kepulauan Riau. Katanya dia sudah menikah disana. 

Aku sangat tertarik mendengar ajakan nya tapi gimana cara nya? Saat itu aku tak punya uang sama sekali. Sedangkan untuk perjalanan butuh ongkos.

Temanku memberikan gambaran, ada cara murah untuk sampai ke pulau jawa dan ke tempat tujuan nya, dengan cara menumpang kapal sapi yang datang  dari pulau Madura, dan  akan berlayar beberapa hari lagi. Dari Pontianak ke Madura.   Tanpa pikir panjang, aku menerima ajakan nya.  (klik )

Niat ku sudah bulat, aku harus keluar dari kota ku. Aku harus meninggalkan Pontianak. Aku harus mencari kehidupan baru. Aku harus melupakan segalanya. Aku harus merantau keluar Kalimantan. Melihat daerah baru. Pengalaman baru. Kehidupan yang baru. Begitu fikir ku.

 Aku juga harus mencari pegangan batin. Agar hidupku tidak goyah, terombang ambing, tersiksa oleh sesuatu yang tak mungkin ku gapai. 

 Aku membulatkan Niat dan tekad, ingin masuk pesantren di Pulau Jawa nanti. Apapun cara nya. Dimanapun letak nya. Niat ku. 

Dengan modal bekal seratus lima puluh ribu rupiah, ku sambut ajakan teman ku merantau ke Pulau Jawa. ( klik disini )

Beruntung, aku mendapat referensi dari salah satu sahabat ku, yang dulu pernah belajar di Pesantren di pulau Jawa.  Dari nya aku dapat alamat teman baik nya, di daerah Malang, Jawa Timur.  Aku memang merasa batinku masih kosong. Ilmu keagamaan yang ku fahami tak lebih dari apa yang kudapat dari ayahku. Berupa prinsip-prinsip dasar keyakinan tentang Tuhan tentang tauhid.  Kenabian,  Malaikat, yang dikenal dengan rukun Iman dan Rukun Islam, itu saja, tidak lebih!"  ( klik disini )

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline