Lihat ke Halaman Asli

Anggun(a): Nasibmu Kini

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jangan sampe salah baca yah! saya disini tidak sedang membahas seorang penyanyi bernama Anggun. Penyanyi Indonesia yang namanya udah go international. Saya juga bukan Anggun Lover. Jadi jangan harap disini anda menemukan embel embel yang berhubungan dengan Mbak Anggun. Disini saya hanya ingin membahas Angguna. Mungkin yang berdomisili di surabaya, pasti familiar dengan jenis kendaraan ini. Waktu jaman saya esde, kendaraan ini begitu populer dan menjadi primadona. Sampe saya dan mas saya berlomba-lomba naik alat transportasi ini begitu turun dari kapal feri di perak. Dengar namanya saja, sudah kedengaran keren. Mobil yang Anggun dan cantik hehehe.Temen-temen di sekolah selalu menyombongkan diri bila sudah pernah naik Angguna. Daripada bajaj, angguna memiliki ruang lebih luas di dalamnya. Apalagi ada bagasi di belakangnya, menjadi tambahan plus tersendiri. Saya biasanya menaiki Angguna dari pelabuhan tanjung perak menuju kenjeran, rumah tante saya. Bertahun-tahun kemudian, sepertinya angguna mengalami penurunan pangsa pasar. Entahlah masyarakat surabaya saat ini lebih cenderung naik angkot karena lebih ekonomis. Kalau naik angguna harus melakukan tawar menawar harga sehingga penumpang menjadi malas. Kalau naik angkot, harga transportasi telah ditentukan oleh Organda dan tentunya lebih ramah dengan ukuran kantong. Terakhir bulan kemaren, saya mudik pulang kampung ke madura, mata saya tertuju kepada mobil angguna yang diparkir di sepanjang jalan dekat pelabuhan tanjung perak. Benak saya pun melayang ke 15 tahun silam yang lalu. Ironis. Sungguh sangat mengenaskan kondisi mobil angguna saat ini dibanding waktu saya kecil dulu. Tampak reot dan tak terawat. Banyak karatan di bagian bodi. Deru mesinnya pun tidak mengenakkan telinga. Sementara itu, di sebelah pangkalan angguna tampak sederetan  angkot dengan berbagai jurusan. Kelihatan sekali Angguna tampak tak berdaya dengan kehadiran banyaknya angkot di pangkalan angkot sebelahnya. Tampak supir angguna mencoba menawarkan jasa kepada penumpang yang baru mendarat dari kapal feri. Namun hampir semua penumpang tak tertarik. Si supir kelihatan tampak gusar karena lobinya gagal. Saya melihat semua itu. Disana saya sempat mengambil gambar mobil angguna. Waktu itu saya sangat tergesa-gesa karena bunyi sirine kapal akan berangkat. Saya segera harus masuk kapal. Untungnya saya masih bisa mengambil gambar meski cuma satu buah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline