Lihat ke Halaman Asli

Achmad Room Fitrianto

Seorang ayah, suami, dan pendidik

Menjawab Surat Terbuka Tasniem Fauzia Binti Amien Rais untuk Joko Widodo

Diperbarui: 18 Juni 2015   08:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14038846351410021051

[caption id="attachment_345233" align="aligncenter" width="547" caption="Ilustrasi/ Kompasiana (shutterstock)"][/caption]

Wahai Saudari Tasniem Fauzia Binti Amien Rais,

Terimakasih atas surat terbukamu terhadap Bapak Joko Widodo calon Presiden Republik Indonesia,

Respon ini adalah surat jawaban dari anak bangsa yang mewakili suara tulus kebhinekaan,

dimana yang merasa untuk menjawab suratmu tidak perlu di jawab oleh yang bersangkutan cukup saya yang jawab, cukup di jawab oleh anaknya petani yang kebetulan dapat kesempatan study doctoral di Perth,

Pertama menjawab pertanyaan sumpah, saya yakin dengan sumpah beliau, karena sumpah beliau dimaksudkan untuk bisa mengemban amanah pembangunan masyarakat yang lebih baik, menciptakan ruang ruang publik bagi masyarakat yang lebih baik tidak hanya di jakarta tapi juga rakyat Indonesia. Dengan alasan itu mengapa beliau mau dan bersedia menerima mandat dari ketua umum PDI Perjuangan untuk menjadi calon presiden. Beliau tidak pernah mencalonkan diri atau mengiklankan diri sebelumnya. Saya yakin dalam perjalanan beliau memimpin jakarta 2 tahun terakhir ini efeknya sangat terasa meski perubahan itu tidak semudah membalikkan tangan, namun proses masih berjalan dan akan terus berjalan. Proses perbaikan yang dirasakan masyarakat Jakarta inilah yang ingin juga dirasakan kami, para warga yang tinggal di daerah,kami ingin mendapatkan efisiensi pelayanan publik sebagaimana mulai dijalankan di masa kepemimpinan beliau. Memang Jokowi Jusuf Kalla tidak akan sanggup mengemban amanah sendiri, tapi dengan dukungan iklas putra putra terbaik untuk melaksanakan tugas reformasi dan untuk menjadikan Indonesia Hebat saya yakin bersama kita bisa.

Kedua, semua mantan presiden dan semua mantan penjabat tinggi negara termasuk bapak "njenengan" pasti akan didengar masukannya, termasuk ibu Megawati Soekarnoputri, namun jangan paksa beliau untuk melawan atau menghinakan para mantan presiden dan pejabat tinggi negara. Mengapa demikian karena suara dan masukan para mantan pejabat tinggi tersebut harus tetep didengar sebagai bahan pertimbangan.

Ketiga, untuk aplikasi program program pemerintah apabila Jokowi JK terpilih seperti pembelian drone, program kesehatan, pendidikan, dan lainnya akan diperoleh dengan banyak jalan.  Yang pasti memaksimalkan potensi pendapatan dan mengikis habis tikus tikus anggaran. Transaparansi budgeting dengan sistem lelang online akan mengurangi pat-gulipat permainan anggaran. Dengan maksimalkan potensi pendapat negara dan memaksimalkan kinerja KPK saya yakin program tersebut akan berjalan. Karena inti dari pembangunan adalah pembangunan manusia, bukan explorasi sumber daya alam saja.

Keempat, beliau tidak ada urusan dengan majalah Fortune atau urusan asing lainnya, sejauh tidak memberikan kemaslahatan kepada bangsa ini saya yakin beliau akan "melawan" dan akan dibikin "rame". Hal ini sudah terlihat dari setiap kebijakan yang di create beliau selau mengedepankan dialog, diskusi dan yang pasti kepentingan bersama dan mengutamakan memberdayakan. Jadi saya jamin insyaallah beliau akan tegas dalam renegosiasi kontrak karya perusahaan asing di Nusantara.

Kelima, Blusukan adalah suatu proses untuk mendengar langsung keluhan masyarakat, mengkontrol pelaksanaan pembangunan secara langsung, bisa mencari solusi yang tepat karena mendapat informasi yang lebih akurat dan upto date. Mengapa harus diexpose wartawan?  mencari berita, mengexpose kejadian itu memang kerjaan wartawan, baik berita/kejadian buruk ataupun berita/kejadian baik, saya kurang tahu motivasi wartawan mengikuti Jokowi blusukan, tapi yang pasti para pekerja media itu memiliki tugas menginformasikan informasi yang perlu diketahui publik, jadi kalau blusukan tidak layak diberitakan ya tidak perlu diliput, gitu aja kog repot.

Keenam, Mengorbankan jiwa raga itu tidak harus dengan mengabdi diketentaraan atau ikut berperang, mengorbankan jiwa raga bisa dilakukan oleh semua profesi termasuk dosen seperti ayahhanda njenengan Prof. Amien Amin Rais  atau bapak saya yang seorang petani. Dalam era seperti saat ini, proses pengorbanan jiwa raga adalah dengan menggulung kepentingan pribadi dan golongan untuk membentuk tatanan masyarakat yang lebih setara seimbang dan makmur adalah proses pengorbanan yang bisa dilakukan oleh anak bangsa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline