Lihat ke Halaman Asli

Dimar Wardani

Yakinkan dengan Iman Usahakan dengan Ilmu Sampaikan dengan Amal

Generasi Millenial terhadap Swadaya Islamisasi di Era Digital

Diperbarui: 15 Maret 2019   09:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ILUSTRASI. (FOTO: Makassar Terkini - TERKINI.id)

Kondisi dalam era sekarang ini suatu keadaan di atas berujung pada memburuknya interaksi yang terjadi di lingkungan. Hubungan sosial yang dilakukan seperti hal nya interaksi ini juga sudah hampir dianggap asing, banyaknya orang terlalu sibuk dengan dunianya sendiri.

Sementara, di era millenial dimana teknologi digital dapat diakses oleh hampir semua kalangan, dengan cepatnya sebuah informasi langsung dapat menyebar dan berkembang. Berdasarkan penelitian mayoritas millenial mendapatkan berita bersumber dari media sosial seperti facebook, twitter dan instagram (How Millenials, 2015). Dari generasi millenial dapat diteliti cenderung malas untuk memvalidasi kebenaran berita yang mereka terima dan cenderung menerima informasi hanya dari sumber (media sosial) (Hapsari, 2017).

Sementara itu dengan mudahnya informasi diterima mengakibatkan memiliki sikap permissif, yang belum mampu memilah aktivitas internet yang

bermanfaat, dan cenderung mudah terpengaruh oleh lingkungan sosial tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu efek positif atau negatif ketika berinteraksi di internet, sehinggaterjadi kecenderungan yang sering mengenyampingkan nilai-nilai moral dan etika.

Tidak lari dari internet swadaya sendiri dari umat Islam dengan mengisyaratkan bahwa pers Islam bisa untuk melayani kepentingan umat Islam. Dengan muslim memiliki lembaga yang menyuarakan kepentingannya, namun ketika non muslim memiliki lembaga yang menyuarakan kepentingan umat Islam.

Bahwa sebagai makhluk sosial dan memiliki akal dalam kehidupan di muka bumi. Seyogyanya kehidupan saat ini dapat mengikuti arus yang ada. halnya generasi yang bergantungan terhadap teknologi dapat dipastikan kehidupan yang kebanyakan bergantung dengan dunia maya.

Millenial dalam Swadaya Islamisasi

Globalisasi mengubah dunia dari berbagai hal, masyarakat semakin memiliki kemampuan untuk menghindari iklan-iklan yang selama ini sering mereka lihat di media sebelumnya seperti televisi. Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk menghindari iklan mendorong pemasar untuk mencari jalan lain dalam menyampaikan pesan mereka ke hadapan konsumen potensial. Penggunaan product placement semakin meningkat dari waktu ke waktu dan mengubah penggunaan media (Belch, 2007).

Dengan perkembangan zaman adanya sebutan baru seperti generasi millennial yang merupakan salah satu kelompok usia dari beberapa kelompok pembagian subkultur berdasar usia (Schiffman & Kanuk, 2010). Pembagian generasi, atau yang biasa disebut generasi kohort (generational cohorts) merupakan salah satu hal yang perlu diperhatian dalam pengambilan keputusan pemasaran manajerial (Motta  et al.,  2008).  Fore (2012) mengungkapkan bahwa generasi millennial lahir di antara tahun 1980 hingga 2000.

Tahun sebelumnya, 2010, Pew Research Center merilis laporan riset dengan judul Millennials: A Portrait of Generation Next. Berdasarkan penelitian-penelitian itu, inilah karakteristik generasi millenial tersebut.

Pertama, Millennial lebih percaya User Generated Content (UGC) daripada informasi searah. Bisa dibilang millennial tidak percaya lagi kepada distribusi informasi yang bersifat satu arah. Mereka lebih percaya kepada UGC atau konten dan informasi yang dibuat oleh perorangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline