Lihat ke Halaman Asli

Annisa Putri

mahasiswa

Keterbatasan Kuota dan Teknologi pada Pendidikan di Indonesia

Diperbarui: 30 Juli 2021   13:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembelajaran jarak jauh merupakan salah satu kebijakan yang terpaksa harus diambil oleh pemerintah khusunya menteri pendidikan di Indonesia sebagai salah satu upaya memutus mata rantai  COVID-19 di lingkungan sekitar terutama di lingkungan sekolah. Kebijakan tersebut memaksakan harus adanya jarak antar sosial di dalam pembelajaran antara guru dan siswa, yang awalnya sebagian besar menggunakan metode pembelajarannya tatap muka dan sekarang menjadi pembelajaran jarak  jauh berbasis online/daring.

Penerapan kebijakan Sosial Distancing kemudian menjadi dasar pelaksanaan adanya belajar online. Dengan penggunaan teknologi informasi yang tiba-tiba, pendidik dan siswa, termasuk orang tua, merasa terkejut. Pembelajaran teknologi informasi memang telah diterapkan dalam sistem pendidikan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Namun, pembelajaran daring yang tak terduga akibat pandemi Covid-19 mengejutkan hampir semua daerah, provinsi, pusat bahkan dunia internasional.


Seluruh negara di dunia yang terdampak telah melakukan segala upaya dengan membuat kebijakan yang efektif dalam menjaga dan memenuhi layanan pendidikannya. Indonesia salah satu negara yang juga menghadapi beberapa tantangan nyata dalam dunia pendidikan yang harus segera dicarikan solusinya. Sebagai pemimpin di bawah lembaga pendidikan, kepala sekolah harus mengambil keputusan cepat menanggapi surat edaran dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang meminta sekolah untuk menerapkan pembelajaran dari rumah. Pendidik heran karena harus cepat mengubah sistem, dan proses pembelajaran.  

Para siswa merasa bingung karena menerima banyak tugas saat belajar dari rumah. Pada saat yang sama, dalam proses pembelajaran, orang tua siswa merasa stress dan harus mempertimbangkan tidak hanya kelangsungan hidup dan pekerjaan mereka dalam krisis, tetapi juga tekanan pekerjaan rumah dan pembelajaran.

 Di masa pandemi yang sulit seperti sekarang ini, sistem pendidikan kita harus mempersiapkan lompatan dan transformasi pembelajaran online untuk semua siswa dan semua guru. Kita memasuki era baru di mana kita menumbuhkan kreativitas, mengasah keterampilan siswa, dan meningkatkan kualitas diri dengan mengubah sistem, perspektif, dan pola di mana kita berinteraksi dengan  
teknologi.

Oleh karena itu, bagi dunia pendidikan kita, kendala-kendala tersebut menjadi pertimbangan penting, dan harus segera mengejar ketinggalan dengan pembelajaran online. Faktanya, tidak semua teknologi dan sistem siap.

 Dilansir dari Kompasiana, kuota internet yang terbatas dan pengetahuan orang tua juga menjadi salah satu kendala yang harus dihadapi dalam proses pembelajaran daring atau jarak jauh. Jaringan internet yang tersambung pada handphone juga menjadi kendala pada pembelajaran jarak  jauh ini. Belum semua daerah memiliki jaringan internet yang memadai karena letak geografi daerah berbeda-beda. Ada daerah yang sudah mendukung sinyal internet yang kuat tetapi ada beberapa daerah juga yang memiliki internet lemah bahkan tidak ada sama sekali sinyal internetnya. Baik pengajar maupun murid harus terlebih dahulu mencari sinyal internet yang bagus terutama daerah pedesaan. Mereka seringkali harus keluar rumah, mencari tempat tinggi dan sebagainya guna  
mendapatkan sinyal internet.

Pembelajaran jarak jauh sangat membutuhkan kuota internet yang cukup. Mempersiapkan kuota internet menjadi kendala utama. Tidak semua orang tua dan guru mampu membeli kuota internet dengan harga yang relatif mahal. karna dimasa pandemi ini, harga kuota internet pun ikut melambung. Biaya yang harus dikeluarkan menjadi meningkat. Belum lagi keadaan seperti ini membuat semua menjadi sulit.

Perlunya mendukung proses belajar di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang, keterbatasan kuota yang menyebabkan keterlambatan proses belajar online siswa menjadi semakin rumit. Tidak semua orang tua memahami bahwa kebutuhan kuota internet merupakan bagian penting dari proses pembelajaran online, dan hal ini wajib diikuti oleh semua siswa. Pembatasan ini juga menuntut Dinas Pendidikan untuk memperhatikan hal tersebut, agar proses pembelajaran online dapat berjalan dengan lancar tanpa menyebabkan penurunan pendidikan anak atau siswa.


Sebagai rekomendasi untuk kedepannya, yang diperlukan adalah kemitraan publik dan banyak pihak yang membantu untuk berkelanjutan. diperlukan juga adanya komunikasi, kolaborasi, kerja sama, dan koordinasi yang baik. Guru jugw menjadi penentu keberhasilan atas proses belajar mengajar secara daring, sehingga para guru harus terus mengembangkan kompetensi dan keterampilan mereka dan juga didukung oleh kebijakan sekolah yang mendorong mereka terus belajar.  

Pihak lain yang terkait juga perlu mengevaluasi ulang pembelajaran daring ini dengan tujuan bisa tercapai pembelajaran secara optimal. Untuk Beban belajar peserta didik pun harus logis, jelas dan terukur. Guru juga tidak boleh semata-mata memberikan tugas, tetapi harus memikirkan secara matang. Guru juga tidak boleh lupa untuk memberikan mengapresiasi terhadap pencapaian peserta  
didik agar tujuan pembelajaran bisa tercapai dan berjalan sebagai mana mestinya. adapun hal yang tidak kalah penting di dalam pembelajaran jarak jauh untuk masa yang akan datang adalah dibentuk  nya kurikulum yang fleksibel dan siap menghadapi kemungkinan yang akan terjadi di masa pandemi ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline