Lihat ke Halaman Asli

Anna Sabila

Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga | 24107030108

UAS Take Home: Kaya Ketempelan Tugas Dua Bulan

Diperbarui: 13 Juni 2025   23:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Freepik 

Katanya enak ya, UAS take-home. Semua diganti projek katanya. Ada yang individu ada yang berkelompok. Gak perlu bangun pagi, gak perlu siapin alat tulis, gak harus ngadepin pengawas galak yang berdiri kayak patung deket pintu. Tapi kenyataannya? Justru karena semua take-home, kita jadi ngerjain tugas sambil bertahan hidup di rumah sendiri, yang akhir-akhir ini rasanya lebih mirip hutan belantara daripada tempat istirahat.

Iya, kita take-home. Tapi stress-nya kayak take-over hidup. 

Tugas Dikerjain di Rumah, Tapi Suasana Rumah Gak Dukung

Bayangannya sih manis ngerjain soal sambil nyeruput teh, nyemil keripik, dengerin lagu, duduk di kasur empuk, pake celana pendek. Tapi kenyataannya? Baru mau mulai ngetik, keponakan tiba-tiba datang ngerusuh. Baru mau fokus, emak manggil nyuruh beliin minyak. Baru ngetik satu paragraf, listrik mati Wi-Fi ngadat. 

Grup-grup kelompok rame. Ngajak ngerjain hari ini, ada aja yang gak bisa ikutan. Tabrakan sama jadwal kelompok lain saking banyaknya tugas kelompok. 

Belum lagi pertanyaan-pertanyaan yang datang tiap dua jam sekali. 

"Udah selesai belum tugasnya?"

"Nggak pedas matamu?" dengan nada sedikit menusuk. Antara benar-benar peduli atau hanya menyindir. 

"Katanya kuliah online, kok rebahan mulu?"

Padahal kita tuh lagi mikir keras, bu. Lagi nyari materi yang bener dari hati paling dalam (dan Google Scholar).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline