Lihat ke Halaman Asli

Veeramalla Anjaiah

TERVERIFIKASI

Wartawan senior

Vietnam menjadi eksportir beras terbesar kedua di dunia

Diperbarui: 7 Agustus 2025   06:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Vietnam telah menjadi eksportir beras terbesar kedua di dunia. | Sumber: VNA

Oleh Veeramalla Anjaiah

Vietnam melampaui Thailand untuk menjadi eksportir beras terbesar kedua di dunia pada paruh pertama tahun 2025, hanya di belakang India, lapor Voice of Vietnam (VOA) mengutip pernyataan Asosiasi Eksportir Beras Thailand.

Antara Januari dan Juni tahun ini, India berhasil mempertahankan posisi teratasnya, mengekspor 11,68 juta ton beras, naik 36,5 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Vietnam menyusul dengan 4,72 juta ton beras yang dikirim ke luar negeri, menandai peningkatan 3,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sementara Thailand turun ke posisi ketiga dengan hanya 3,73 juta ton, menunjukkan penurunan tajam sebesar 27,3 persen.

Yang tertinggal di belakangnya adalah Pakistan, yang mengekspor 2,76 juta ton, turun 20,2 persen, dan Amerika Serikat dengan 1,4 juta ton, turun 23,5 persen.

Charoen Laothamatas, presiden Asosiasi Eksportir Beras Thailand, mengaitkan penurunan peringkat Thailand dengan meningkatnya biaya operasional dan tingginya harga beras domestik. Pada akhir Juni, nilai ekspor beras Thailand mengalami penurunan tahunan sebesar 36,4 persen menjadi 75,57 miliar baht (AS$2,34 miliar).

Charoen mencatat bahwa pasar tradisional semakin beralih ke pemasok yang lebih fleksibel seperti Vietnam dan Pakistan, yang harganya lebih kompetitif. Ia juga menyoroti penguatan baht Thailand sebagai faktor kunci yang melemahkan daya saing ekspor Thailand.

Namun, Thailand tetap optimistis, berharap dapat mengekspor lebih dari 600.000 ton pada bulan Juli, berkat meningkatnya permintaan dari pasar utama seperti Irak, China, Jepang dan beberapa negara Afrika, terutama karena turunnya harga beras global.

David Dawe, pakar kebijakan pertanian senior di Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), menguraikan bahwa perdagangan beras global kini memasuki fase persaingan baru, dan bahwa perdagangan ini bukan lagi perlombaan untuk menghasilkan output, melainkan fokus pada efisiensi biaya dan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan pola konsumsi.

Ia mencatat bahwa negara-negara yang menerapkan kebijakan fleksibel dan membangun rantai pasokan yang tangguh pada akhirnya akan muncul sebagai pemimpin.

Sebaliknya, Vietnam telah mempertahankan pertumbuhan yang stabil dan memanfaatkan fluktuasi pasar dengan berinvestasi pada varietas beras berkualitas tinggi seperti beras wangi, beras organik dan beras yang dirancang khusus untuk pasar tertentu. Strategi ini telah membantu meningkatkan nilai dan reputasi beras Vietnam secara global.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline